Cara Unik Demokrat untuk Menang Pemilu: Perbanyak Kafe

Plt Ketua Umum PSSI, Hinca Pandjaitan di kantor tvOne.
Sumber :
  • Dedy/VIVA

VIVA.co.id – Partai Demokrat memiliki cara unik untuk mengembalikan kejayaan mereka pada pemilu tahun 2019 mendatang. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan membuat kedai-kedai kopi.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

"Hari ini kami memulai lagi kerja politik untuk mensejahterakan rakyat. Satu di antaranya adalah kami melahirkan satu kafe, kedai atau warung dengan konsep yang simpel, sederhana di Bali. Nanti ini akan bergerak di seluruh Indonesia di level kecamatan," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, di sela peresmian Kopi dan Roti Kafe milik Partai Demokrat di kawasan Seminyak, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu 28 Mei 2016.

Menurut dia, kedai kopi itu nantinya menjadi rumah aspirasi, rumah politik rakyat, di mana diskusi-diskusi dan penyerapan aspirasi dibahas. "Materinya, makanan dan minuman berdasarkan keinginan masyarakat lokal," kata Hinca Panjaitan.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Bukan tanpa alasan Partai Demokrat melahirkan gagasan kedai kopi. Hinca menyebut setidaknya ada dua hal yang melatarbelakanginya. Pertama, ia menjelaskan, Partai Demokrat ingin membantu pemerintah untuk membangun dan menumbuhkan ekonomi masyarakat.

"Kita sadari kegelisahan kita bahwa ekonomi kita tumbuh melambat. APBN kita agak kedodoran karena estimasi dan perencanannya kurang pas dan mengharapkan lewat pendapatan pajak tinggi, tapi faktanya kita belum bisa mencapai itu karena memang ekonominya melambat," terang Hinca.

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

Oleh karena itu, Hinca menilai Partai Demokrat harus ikut serta bertanggungjawab untuk membangun perekonomian Indonesia. "Simpel saja, kalau dalam satu kafe kami mempekerjakan 10-20 orang dan ada di seluruh Indonesia, maka kami membangun lapangan pekerjaan untuk itu," paparnya.

Hinca mengaku telah menginstruksikan hal itu kepada seluruh fraksi di DPR RI, DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.

"Kami meminta mereka untuk bersama-sama ke luar. Bahwa parpol bukan elitis, bukan sesuatu yang jauh dari masyarakat yang tidak bisa disentuh. Kami menurunkan ke bawah agar mereka mudah menyentuh dan percaya kepada partai politik," kata Hinca.

Masyarakat yang datang ke kedai kopi ini nantinya bisa berkeluh kesah tentang apa saja. Pada saat sama, aspirasi yang mereka sampaikan akan ditampung oleh anggota dewan dari Demokrat untuk diperjuangkan.

"Misalnya dalam hal pengurusan akta, KTP dan lain sebagainya. Nanti para pekerja kafe yang sudah dilatih akan menceritakan dan kemudian seluruh anggota dewan di level itu ada semua nomor teleponnya di situ yang bisa dihubungi setiap saat dan mereka wajib datang ke tempat itu untuk menyerap aspirasi," ujarnya.

Selain alasan di atas, dipilihnya kedai kopi karena di sini masyarakat akan cair tanpa sekat dalam menyampaikan aspirasinya. "Masyarakat kan kalau mau datang ke dprd takutnya bukan main. Mau ke kantor partai, aduh jangan-jangan aku tak diterima. Di kedai kopi, itu semuanya cair, tidak ada batas, tidak ada lagi hambatan," beber dia.

Alasan kedua, imbuh Hinca, Partai Demokrat ingin menjawab kekhawatiran masyarakat tentang deparpolisasi, bahwa masyarakat tidak percaya dengan partai politik. "Ah, politik itu kerjaannya cuma berjanji-lah, begini dan seterusnya. Kedai kopi ini untuk mendekatkan teman-teman kepada masyarakat dan sebaliknya, agar kepercayaan itu tumbuh," ucap Hinca menyakinkan.

Nantinya, informasi dan isu-isu dari partai akan disampaikan kepada masyarakat lewat kedai-kedai kopi yang dibuat. “Telur pecahnya di Bali. Target kami kedai ini bisa dibuat di seluruh kecamatan. Totalnya sekitar 5 ribu lebih. Butuh waktu 5 tahun membangun keseluruhannya," tutup Hinca.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat Bali, I Made Mudarta mengaku tengah mencari lokasi strategis lainnya di Bali untuk membuat kedai kopi serupa. "Sistem dan manajemennya kami yang jalankan. Kami akan buat di tiap kecamatan, di-koordinir oleh fraksi. Kami tidak hanya jual kopi, roti dan makanan ringan lainnya, tapi juga menangkap aspirasi. Bagi masyarakat yang pegang KTA Demokrat dapat diskon kalau makan di kedai ini," kata Mudarta promosi.

Ia menargetkan untuk di Bali kedai kopi serupa akan berdiri di tiap-tiap kecamatan. "Kami target ada 1 di tiap kecamatan. Jumlah kecamatan di Bali ada 58. Tentu ini membantu pemerintah menyumbangkan pajak. Mereka yang miskin naik kelas jadi kelas menengah ke atas. Target tidak dibatasi, secepat mungkin dalam tempo sesingkat-singkatnya anggota fraksi yang hadir hari ini segera mencari titik strategis," kata Mudarta.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya