Memaknai Pidato Jokowi di Munaslub Golkar

Presiden Joko Widodo saat membuka Munaslub Partai Golkar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Dalam sambutannya Presiden menceritakan dia kerap mendapat pertanyaan terkait kepada siapa dukungannya akan diberikan.

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, orang-orang di sekitarnya seperti Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah kader jadi wajar jika kedua orang tersebut menjagokan salah satu Caketum.

Presiden Jokowi menegaskan ia tidak berada di mana-mana. Secara simbolik, berkelakar, Jokowi menyatakan dia saat ini ada ‘di acara Partai Golkar’.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

Menanggapi pidato Jokowi tersebut, pengamat politik Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), Dimas Oky Nugroho menilai, pidato politik Presiden Jokowi sangat baik dan cerdas. Presiden menggunakan 'bahasa tinggi', dan ingin menunjukkan ia sebenarnya secara implisit, namun jelas menyatakan tidak ingin diklaim atau ditarik-tarik dalam konflik politik internal Golkar.

Menurutnya dengan menyatakan dirinya hadir di acara Munaslub Golkar tersebut, ia menunjukkan perhatiannya pada perkembangan Partai Golkar dan sikap politiknya yang otonom.

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

"Presiden Jokowi menyebut Luhut yang dekat dengan Setya Novanto, lalu menyebut Pak JK yang kabarnya mendukung Ade Komarudin. Dalam pidatonya jelas Jokowi ingin menegaskan bahwa dirinya tidak mendukung pilihan Luhut dan pilihan JK tapi mungkin punya pandangan sendiri," kata Dimas saat diwawancarai wartawan di Bali, Sabtu malam 14 Mei 2016.

Dimas mengatakan, apalagi secara jelas Presiden selanjutnya bicara tentang ketidaksukaannya atas kegaduhan politik, intrik dan wacana. Presiden menjelaskan program-program pembangunan infrastruktur dan kompetisi global.

“Jokowi menginginkan sosok Ketua Partai Golkar yang memahami tentang isu-isu ini,” kata Dimas.

Menurutnya, Presiden Jokowi dalam pidatonya memang tidak membicarakan pilihan politiknya secara jelas karena itu tidak elok. Sebagai negarawan, Presiden Jokowi memahami hal tersebut. Namun dalam pidatonya tersebut, kata Dimas, seperti memberikan harapan dan sinyal atas pimpinan Partai Golkar.

"Presiden Jokowi malah membicarakan infrastruktur dan percepatan pembangunan yang artinya Indonesia membutuhkan seorang insinyur. Menarik karena dari deretan Caketum Golkar, hanya Airlangga Hartarto yang bergelar insinyur," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya