PKB Senang Dianggap Partai 'Lima Besar'

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhamin Iskandar.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa, Anna Muawanah, mengapresiasi hasil survei suatu surat kabar nasional dengan memposisikan partainya masuk lima besar setelah PDIP, Gerindra, Golkar dan Demokrat. Menurutnya, hasil survei selalu menjadi salah satu parameter bagi salah satu partai Islam tersebut.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

"Terima kasih yang telah melakukan survei. Ini akan jadi parameter kami," kata Anna di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 9 Mei 2016.

Menurut Anna, ada banyak pihak yang sebelumnya meragukan PKB, terutama pada tahun 2009. PKB bahkan dianggap tidak akan lolos parliamentary threshold.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

"Tapi toh kami bisa lewati ambang batas itu dan melakukan konsolidasi besar, sehingga 2014 kemarin kami ada lompatan yang sangat signifikan hingga hampir 100 persen kenaikan kami," ungkapnya.

Anggota Komisis XI DPR ini mengungkapkan kemampuan partainya untuk bangkit tidak lepas dari sosok Ketua Umum, Muhamin Iskandar, yang menyiapkan banyak strategi.

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

"Ibarat naik pesawat, kami tergantung pilot. Pilot kami Pak Muhamin Iskandar. Pilot yang tangguh melewati turbulensi yang sangat luar biasa," ujarnya.

Anna mengungkap salah satu strategi utama dari keberhasilan ini adalah tidak menjadikan partai eksklusif hanya untuk para Nahdliyin. PKB telah membuka diri.

"PKB terbuka bagai kaum di luar Nahdiyin tanpa meninggalkan basis ideologis PKB," tuturnya.

Sekarang, lanjut Anna, PKB terus melakukan konsolidasi dan menjaga kekompakan dari pengurs hingga kader di bawah. Ini dilakukan untuk menghadapi pemilihan Presiden 2019. Meski begitu, Anna tidak bersedia mengatakan apakah sang ketua umum akan maju sebagai calon Presiden pada 2019.

"Itu bukan kapasitas saya untuk menjawab. Kami belum bahas, masih pembahasan di MK dan DPR, nanti mekanisme pemilu serentak seperti apa? Metode dan sistemnya kami belum bahas," kata dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya