Pemerintah Harus Tetap Perjuangkan Nasib Buruh

Aksi buruh memperingati Hari Buruh Sedunia di Jakarta, Minggu (1/5/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Moh Nadlir

VIVA.co.id – Peringatan hari buruh atau may day yang jatuh pada tanggal 1 Mei terus memperjuangkan aspirasi bagi kesejahteraan buruh. Aksi yang kemudian yang diikuti turun ke jalan di wilayah Jakarta membuat banyak perhatian di kalangan politisi dan juga masyarakat.

Jokowi Marah hingga Ancaman Reshuffle, Salah Siapa?

Wakil Ketua DPR Fadli Zon ketika diwawancari di Senayan meminta pemerintah termasuk pemerintah daerah untuk tetap memperjuangkan nasib buruh.

"Perjuangan itu menyangkut soal kehidupan yang layak dan upah terhadap buruh," katanya, Senin 2 Mei 2016.

Jokowi Marah, Fadli Tanya yang Salah Menteri atau Presiden?

Namun demikian, sejauh ini Fadli Zon menjelaskan, pemerintah secara bertahap sudah melakukan perbaikan meski sejauh ini masih belum sepenuhnya berjalan baik.

"Secara bertahap, sudah keberpihakan pemerintah dalam meningkatkan upah," katanya.

Jokowi Marah ke Menterinya, Fadli Zon: Bohongan Apa Serius?

Selain itu, bakal calon Gubernur DKI Marco Kusumawijaya ketika dihubungi mengatakan, mendukung langkah buruh yang terus menuntut adanya kenaikan upah dan kesejahteraan. Namun menurutnya, buruh juga harus memperhatikan dan menuntut adanya kota yang layak dan baik.

"Kota harus berpihak pada pekerja, karena pekerja adalah mayoritas penduduk kota," katanya.

Menurutnya, tuntutan itu adalah dengan menyuarakan angkutan dan hunian yang baik.

"Angkutan umum yang baik dapat mengurangi beban hidup dan hunian layak termasuk mudah menjangkau fasilistas dan sarana perkotaan sehingga meningkatkan kualitas hidup," kata Marco.

Ia juga menuturkan, kota berbasis mobil pribadi jelas tidak berpihak pada pekerja. Kota yang baik, adalah yang berbasis angkutan umum yang baik. Kota dengan fasilitas-fasilitas yang jauh dan tidak terjangkau oleh pekerja pada umumnya jelas tidak berpihak pada pekerja.

"Reklamasi yang mengambil ruang bersama laut, menjadi tanah pribadi hanya untuk segelitir orang juga tidak berpihak pada pekerja," ujar Marco.

Ia menegaskan, yang terjadi saat ini, kota tidak berpihak pada pekerja. Ongkos transportasi sangat tinggi dan tidak wajar.

"Para pekerja menghabiskan 20-35 persen untuk mobilitas yang baik, air bersih terpipa baru menjangkau 60 persen penduduk jelas tidak mencukupi," katanya.

Marco menambahkan,Jika langkah diambil untuk terciptanya kota yang layak bagi pekerja maka akan memudahkan hidup mereka.
" Ini secara otomatis dapat  menurunkan beban hidup sehingga lebih bisa menabung," katanya.

Disisi lain, menanggapi hari buruh dan peran politik Jakarta, Pengamat Politik Hendri Satrio menilai, saat ini penguasa masih dikesankan atau dituduh dan memiliki hutang dengan pengusaha.

"Selama berhutang kepada pengusaha, sampai kapanpun tidak akan berpihak kepada buruh, " ujarnya.  (webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya