Lima Hal Ini Akan Tentukan Nasib Calon Ketua Umum Golkar

Rapat Pengurus Pleno Golkar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Sebelum Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar berlangsung, sinyal perseteruan terus memanas. Setiap kubu calon ketua umum akan saling menyudutkan sebagai upaya membangun opini publik.

Puji Kinerja Airlangga, Luhut: Kalau Ada yang Gosok dari Luar, Kita Lawan Siapa Pun Itu

"Misalnya sebagian kader Golkar berpandangan kandidat tidak layak menjadi Ketua Umum Golkar, karena beban moral yang dipikulnya," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, saat dihubungi, Kamis, 28 April 2016.

Menurut dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta ini, ada beberapa faktor yang menentukan (determinan) calon Ketua Umum Golkar menang dalam Munaslub Golkar mendatang.

Sekjen Beri Kode DPD se-Indonesia Minta Airlangga Aklamasi Pimpin Golkar

"Pertama, kedekatan dengan Ketua Umum ARB (Aburizal Bakrie) salah satu faktor yang ikut menentukan terpilih atau tidaknya seseorang menjadi Ketum Golkar," ujarnya.

Kedua, kemampuan berkomunikasi, membuat suasana satu chemistry, dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I dan II sebagai pemilik suara dan peserta penuh tak bisa dipandang remeh.

Di Hadapan Bamsoet, Airlangga Tegas Bilang Tak Ada Munas Golkar hingga Desember 2024

"Ini tantangan bagaimana kemampuan calon ketua umum mempengaruhi dan memperoleh dukungan dari DPD I dan II," katanya.

Ketiga, seberapa jauh kedekatan calon Ketua Umum Partai Golkar dengan pemerintah, dengan kondisi saat ini juga menjadi sangat penting. Menurut Pangi, pemerintah punya kepentingan dengan Ketua Umum Golkar. Sebab, posisi itu bagian yang tak terpisahkan dari kehendak pemerintah, sama halnya dengan Ketua DPR.

"Kuat-kuatan berkomunikasi dengan penguasa dan kemampuan mengakses saluran kekuasaan bisa memuluskan seseorang menjadi Ketua Umum Golkar," ujarnya.

Keempat, didukung para penisepuh parti Golkar dan organisasi sayap Partai Golkar (onderbouw) seperti Soksi, Kosgoro, MKGR, AMPG, AMPI. Ini juga menentukan terpilihnya seseorang menjadi Ketua Umum Golkar.

"Selain itu ada variabel lain yakni pembentukan opini publik dan image building. Hal ini bisa mempengaruhi pemilih dan membangun opini negatif terhadap kandidat lain di arena Munaslub nanti," ujarnya menambahkan.

Terakhir, menurut Pangi, ada istrumen jitu yang selalu muncul dalam setiap Munas parpol, yakni kekuatan finansial sebagai amunisi politik.

"Bau amis politik uang masih kental dalam setiap kontestasi Munas Parpol. Semoga Munaslub Golkar lepas dari jeratan mahar politik transaksional dan pragmatisme," ujarnya.

Pangi berharap para calon Ketua Umum Partai Golkar berkontestasi secara sehat. Alasannya, prinsip demokrasi mempersyaratkan kompetisi politik yang leluasa, bersih dan sehat.

"Munaslub adalah forum musyawarah sebagai lembaga pengambilan keputusan tertinggi dalam sebuah organisasi.”

Partai Golkar akan menggelar Munaslub pada akhir Mei tahun ini. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pengesahan kepengurusan Golkar hasil Munas Bali.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya