Anggota DPR Usulkan Bandara Baru untuk Penerbangan Sipil

Ketua DPP Partai Gerindra, Mohammad Nizar Zahro.
Sumber :

VIVA.co.id – Anggota Komisi V DPR RI Moh Nizar Zahro mengatakan Bandara Halim secara sarana prasarana tidak mencukupi, karena hanya untuk bandara militer, tapi karena sarana prasarana kita itu kurang akhirnya dibuatkan untuk penerbangan sipil.

Bandara Halim Mulai Revitalisasi, 67 Pesawat Komersil Dipindahkan

"Di Halim itu tidak ada taxi way, juga pesawat yang ingin masuk apronnya kecil. Ketika pilot sudah memencet engine mesin itu sudah berhubungan dengan ATC, jadi seumpama dia sudah clearance mungkin ini ada miss komunikasi antara petugas headling yang narik pesawat, dengan pilot, dengan ATC," ujar Nizar di sela Rapat Kerja, Senin 11 April 2016.

Ia menambahkan, jadi saran untuk bandara Halim itu lebih baik dikurangi penerbangan sipil,  karena sarana yang kurang, apronenya yang kecil.

Revitalisasi Bandara Halim, Penerbangan Pindah Pondok Cabe dan Soetta

"Kita memberikan saran kepada Kementerian Perhubungan agar membangun sarana-prasarana lapangan udara yang baru, khususnya penerbangan sipil. Karena kalau itu seperti itu kejadiannya, untung itu tidak ada korban, kalau jatuh korban kita akan dicerca dunia apalagi kita mau naik dari kelas 2 menjadi kelas 1 di ICO," ujar Politisi Gerindra ini.

Lebih lanjut dijelaskan, kesalahan yang terjadi kemarin untuk segara diungkap oleh KNKT dugaan-dugaan itu.

Bandara Halim Perdanakusuma Mau Ditutup? Ini Penjelasan Kemenhub

"Kan da black box yaitu percakapan-percakapan pilot dengan ATC. Bahwa Bandara Halim itu tidak cukup syarat untuk jadi penerbangan sipil. Nggak layak, karena sarana dan prasarananya kecil tidak ada taxi way, Apron-nya kecil dan satu jamnya ada sekitar 40 pesawat naik dengan landing," ujarnya.

Ia mengusulkan kepada pemerintah, membuat bandara baru bagi penerbangan sipil.

"Jadi solusinya yang benar adalah buat bandara baru untuk penerbangan sipil. Entah di mana terserah pemerintah agar bisa mengurangi kepadatan di Soekarno Hatta dan di Halim. Dan Halim itu dikembalikan kepada militer," ujarnya.

Kesimpulannya, sambungnya, indeks untuk pertumbuhan orang naik pesawat ini 15 persen pertahun, sementara sarana dan prasarana yang dibangun tidak mencapai 15 persen.

"Sehingga Bandara Halim yang semestinya bandara militer untuk menjaga udara kita, untuk melakukan latihan saja dia mesti berbagi dengan sipil. Buat saya sebagai Anggota Komisi V lebih baik Bandara Halim itu dikembalikan lagi kepada militer dan kita bangun lagi sarana dan prasarana lain," katanya.   (web)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya