VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, mengaku tidak mengetahui kabar dugaan pemalsuan tanda tangan, Setya Novanto, dalam rapat Paripurna DPR. Ia enggan menanggapi bila masalah ini dianggap sebagai kampanye hitam menjelang Munas Golkar.
"Saya sendiri belum tahu jelas duduk soalnya karena memang kadang-kadang kita tak pernah tahu orang itu bisa datang, atau memang titip absen," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat, 26 Februari 2016.
Atas dasar laporan itu, Fadli menilai pimpinan DPR akan melakukan evaluasi untuk menghindari berbagai pelanggaran seperti pemalsuan absensi.
"Supaya tingkat kehadiran di paripurna juga tinggi walaupun kehadiran tidak sampai 100 persen," ujarnya.
Selain itu, menurut politisi Partai Gerindra itu, rapat paripurna sebenarnya sudah diagendakan. Sehingga, anggota DPR bisa mengatur jadwal untuk hadir.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto mengaku sedang berada di Manado saat rapat paripurna, Selasa, 23 Februari 2016. Ia tidak mengetahui tanda tangan yang ada saat rapat paripurna tersebut.
"Saya tidak tahu. Pasti ada orang yang sengaja itu. Saya tidak mengerti yang tandatangan siapa. Ini ada yang sengaja," kata Novanto ketika dihubungi wartawan, Kamis, 25 Februari 2016.
Novanto juga tidak mengetahui oknum yang menandatangani kehadiran di daftar absensi. Ia pun sudah mengecek mengenai hal tersebut di sekretariat Fraksi Golkar.
"Enggak ada (yang tanda tangan). Bukan tandatangan saya. Saya memang ke Manado. Karena ARB ada kunjungan ke sana," katanya.
Mengenai dugaan kampanye hitam jelang Munas Golkar, Mantan Ketua DPR itu belum terpikir mengenai hal itu. Meskipun, Novanto merupakan salah satu bakal calon ketua umum.
"Ya saya tidak menuduh ada kampanye hitam. Tapi ya kok ada yang mau melakukan hal ini," ujar Novanto.