Istana: Jokowi Tak Anti Kritik, Apalagi dari SBY

Presiden Joko Widodo (kanan) dan Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi (kiri).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/

VIVA.co.id – Pihak Istana mempertanyakan, siapa orang di lingkaran Istana yang disebut Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai antikritik. Sebab selama ini, pemerintah tidak pernah anti terhadap kritikan.

Jokowi: Reformasi Tak Boleh Berhenti

Jawaban atas pernyataan SBY itu, disampaikan Juru Bicara Presiden, Johan Budi Sapto Pribowo. Johan mengatakan, pihak Istana sangat menghormati SBY, apalagi kalau ada kritikan darinya.

"Saya tidak tahu (siapa yang dimaksud SBY). Presiden (Joko Widodo) itu tidak immune terhadap kritik. Presiden Jokowi selalu mau dengar," kata Johan Budi, di Kantor Staf Presiden, kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa, 9 Februari 2016.

Menanti Gelontoran Investasi dari Eropa

Johan menegaskan, dengan sikap Jokowi yang selalu meninjau ke lapangan terhadap suatu proyek yang menjadi perbincangan publik, kalau ada kritikan senantiasa menjadi bahan masukan. “Masyarakat saja yang mengkritik, langsung ditanggapi oleh Presiden Jokowi. Apalagi dari SBY, didengar Presiden (Jokowi)," lanjut Johan.

Sehingga kalau ada ucapan SBY bahwa ada orang Istana yang tidak suka dengan kritikannya, menurut Johan itu harus disebutkan siapa yang dimaksud.

Jokowi Harap Pembahasan Tax Amnesty di DPR Tak 'Masuk Angin'

"Saya yakin yang dimaksud bukan Pak Jokowi. Pak Jokowi selalu lakukan pembangunan ini tidak ignore kritik dan masukan," kata mantan Jubir Komisi Pemberantasan Korupsi itu.

Sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono mendeklarasikan diri akan lebih kritis dengan isu-isu berkaitan dengan negara dan masyarakat. Terhadap sikapnya itu, SBY meminta pemerintah untuk tidak alergi.

"Saya berharap pemerintah ataupun kekuasaan bisa mengerti kalau saya mulai bicara untuk bangsa ini," kata SBY dalam sebuah rekaman yang dia publikasi di media sosial, dikutip VIVA.co.id, Selasa, 9 Februari 2016.

Bukan tanpa alasan SBY mengungkapkan permintaan tersebut. Sebab, ia pernah mendapatkan tanggapan kurang baik dari unsur kekuasaan era Presiden Jokowi.

"Saya masih ingat, dulu sekian bulan yang lalu, ketika saya sekali-sekali melepas Twitter, ada pihak yang tidak suka. Ada elemen di lingkar kekuasaan yang tidak nyaman, bahkan mengirim pesan kepada saya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya