Koalisi Gemuk di Parlemen Pengaruhi KPK?

Ilustrasi/Aksi masyarakat mendukung KPK
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

VIVA.co.id – Bergabungnya beberapa partai ke koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo menambah gemuknya koalisi ini. Menurut peneliti LIPI Ikrar Nusa Bhakti, hal ini akan menjadi tantangan politik ke depan, khususnya menyangkut wacana revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

NU Belanda Siap Jihad Jika UU KPK Direvisi

"Semakin banyak partai di kabinet, tekanan politik akan semakin besar," kata Ikrar di Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 8 Februari 2016.

Pimpinan parpol, katanya, bisa menjadi kekuatan politik yang menekan Presiden. Kekuatan itu bisa digunakan untuk melemahkan KPK, atau juga bisa untuk memperkuat lembaga antirasuah ini.

Rhoma Irama: UU KPK Direvisi, Terlalu

"Termasuk meningkatkan kapasitas KPK, agar independen memberantas korupsi, enggak hanya pencegahan tapi tindakan," ujar Ikrar.

Saat ini menurut Ikrar, dukungan rakyat untuk penguatan KPK sangat tinggi. Pimpinan KPK juga sudah tegas menyatakan menolak revisi yang bisa melemahkan KPK ini.

Dukung Penolakan Revisi UU, Rhoma Irama Sambangi KPK

"Dahulu mereka dipersepsikan setuju (revisi), tapi dengan tidak datangnya pimpinan KPK dalam rapat dengan Badan Lesgislasi DPR, buat saya itu meningkatkan kepercayaan bagi KPK," kata Ikrar.

Suasana cabang PMII kabupaten Jombang melakukan demo di depan gedung DPRD Kabupaten Jombang. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)

Demo Revisi UU KPK di Jombang Sempat Ricuh

Berawal dari orasi yang dinilai provokatif

img_title
VIVA.co.id
16 September 2019