TNI Waspadai 'Perang Kepentingan' dari Berbagai Negara

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo.
Sumber :
  • Puspen TNI

VIVA.co.id – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memperingatkan Indonesia tengah menghadapi perang proxy dari berbagai kepentingan negara di dunia. Menurutnya, perang proxy merupakan perang yang tidak secara militer, tapi melalui berbagai aspek berbangsa dan bernegara seperti menebar kebencian dan adu domba.

Kowad Cantik Ajudan Jenderal Gatot, TNI Kerahkan 2 KRI dan Kopaska

"Rekan-rekan wartawan tolong bantu selamatkan anak, cucu dan NKRI. Ini ketakutan saya," kata Gatot saat diskusi dengan tema "Membedah Posisi Indonesia Dalam Persaingan Maritim Dunia" di atas KRI Makasar 590, Jumat 5 Februari 2016.

Gatot memaparkan Indonesia mempunyai posisi strategis dalam pertumbuhan globalisasi dengan potensi energi, pangan, air yang melimpah. Kekayaan Indonesia tersebut yang menjadi motif bagi negara lain melakukan invasi.

Gatot Heran Aparat Tak Tertibkan Pendemo Tabur Bunga di TMP Kalibata

Dijelaskannya, dalam perang modern tidak hanya mengandalkan pertempuran terbuka tapi informasi menjadi salah satu kekuatan. Dia menyebut, yang bertempur tiap saat wartawan.

"Wartawan tiap saat stres, bangun tidur, langsung mikir dapat berita apa saya nih. Terus sama redaktur dimuat nggak ya, itu yang sedih. Ada juga pejabat tiap saat stres baca media juga," paparnya.

Ditunjuk-tunjuk Jenderal Gatot, Kolonel TNI Ucu Tetap Tenang dan Sopan

Gatot mengungkapkan upaya melakukan perang proxy sudah sangat terasa diantaranya dengan menggunakan media. Di mana pemberitaan media dijadikan alat untuk pembentukan opini negatif dan uapaya memecah belah.

Selain itu upaya perang proxy terhadap Indonesia semakin menguat seiring dengan konstelasi laut Cina Selatan. Di mana wilayah konflik kepentingan negara adidaya tersebut berada di beranda Indonesia.

Selain Panglima TNI dan Panglima Koamando Armada Barat. Kegiatan ini dihadir Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Guman, Wakil Ketua DPD, Farouk Muhamad dan anggota DPD RI lainya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya