Indonesianis Ben Anderson Meninggal di Malang

Benedict anderson
Sumber :
  • https://www.flickr.com/photos/worldbfree/2951900099/in/photostream/

VIVA.co.id - Indonesianis dan penulis buku asal Amerika Serikat, Benedict Richard O' Gorman Anderson, tutup usia pada Minggu, 13 Desember, 2015. Benedict meninggal pada usia 79 tahun.

Saat ini, jenazah Benedict sedang disemayamkan di Yayasan Adi Jasa, Surabaya. Tepatnya di ruang VVIP. Jenazahnya masuk ke tempat itu pada pukul 11.00 WIB.

Sayang, hingga saat ini pihak keluarga masih belum berkenan untuk diwawancarai. "Jangan sekarang wawancaranya, saya masih belum bisa," kata seorang kerabat Ben yang tak mau menyebutkan namanya.

Kolega Tiga Agama, Doa Bersama untuk Ben Anderson

Sementara itu, salah seorang petugas Yayasan Adi Jasa, Hari M mengatakan, untuk sementara memang tidak ada kegiatan di tempat itu. "Resepsi atau upacaranya itu baru tanggal 15 Desember nanti," kata Hari.

Ben meninggal di Batu, Malang, Jawa Timur, Minggu dini hari tadi. Ben tutup usia saat menginap di salah satu hotel di Malang.

Ben Anderson Meninggal di Kota Batu, Polisi Lakukan Olah TKP

Informasi yang dihimpun, Ben Anderson meninggal di sebuah hotel di Batu, Malang. Ben beristirahat setelah sebelumnya jalan-jalan ke Jolotundo.

Ucapan duka cita membanjiri lini masa Twitter begitu kabar meninggalnya Ben Anderson menyebar. Sejumlah tokoh memandangnya sebagai guru seraya mengenang pemikiran-pemikiran Ben.

Ini Kronologi Meninggalnya Ben Anderson

Ben lahir di Kunmig, Tiongkok, pada 26 Agustus 1936. Di era Soeharto berkuasa, Ben pernah dilarang masuk ke Indonesia akibat karya tulisnya soal gerakan Partai Komunis Indonesia pada 1965 yang disebut sebagai "Cornell Paper". Dia baru berkunjung lagi ke Indonesia setelah Soeharto lengser, pada 1999.

Ben merupakan salah seorang Ahli Indonesia, dan banyak menulis buku yang cukup terkenal. Di antaranya Imagined Communities, serta Revolusi Tiga Bendera.

Perjalanan karier Benedict, diawali pada tahun 1966 dan 1984. Saat itu dia menjadi editor Jurnal Interdisipliner Indonesia. Selain di Indonesia, pada tahun 1970 Benedict juga menjadi pakar untuk regional Asia Tenggara.

Sejumlah pendapat kritisnya membuat Benedict sempat dilarang masuk ke Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru di era Presiden Soeharto. Namun, setelah itu dia bisa masuk kembali ke Indonesia. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya