Wakil Ketua DPR Khawatir Capim KPK Tak Diperkuat Jaksa

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ Akbar Nugroho Gumay.
VIVA.co.id
DPR Coret Wajah Lama di Capim KPK Terpilih?
- Rapat pleno Komisi III DPR RI pada Rabu malam, 26 November 2015, batal memutuskan waktu pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, keputusan Komisi III itu merupakan keputusan bersama dari fraksi-fraksi yang ada di Komisi III. Masing-masing fraksi kata dia, telah memiliki catatan-catatan.

Ikut Tes di DPR, Busyro Ditanya Jabatannya di Muhammadiyah

"UU KPK yang ada kan bunyinya pimpinan KPK terdiri atas pemerintah dan masyarakat. Di pemerintah terdiri atas penyidik dan penuntut. Kalau dia tidak ada polisi bisa dimengerti. Tapi, dalam kasus korupsi, jaksa itu penyidik dan penuntut. Kalau tidak ada jaksanya, ya batal," kata Fahri ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 26 November 2015.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan, dengan adanya unsur jaksa di pimpinan, maka hal itu bisa menguatkan KPK, terutama saat kasus korupsi dibawa ke persidangan.

Tetapkan Capim Besok, DPR Jamin Tak Ada Kekosongan di KPK

"Setiap saat (KPK) dipraperadilankan, seperti kasus Hadi Poernomo, lalu kemudian kalah melulu, ibarat bikin sangkar burung tapi sangkarnya bolong. Nah, ada kekhawatiran seperti itu," ujarnya.

Menurut dia, catatan dari Komisi III itu sudah diperingatkan kepada Panitia Seleksi KPK. Namun, Pansel tetap bersikukuh dengan delapan capim yang tidak mengandung unsur jaksa itu.

"Memang, kalau dulu-dulu, kami selalu berpikir ini jaksanya mana, ketika rapat, dicek nanti jaksa harus masuk. Itu menimbang pasal (UU KPK) itu," kata Fahri.

Sementara itu, anggota Komisi III Masinton Pasaribu mengatakan, keinginan pihaknya sama dengan publik yang menghendaki agar KPK ke depan memiliki pimpinan yang kokoh dan berintegritas tinggi agar tidak mudah digugat secara hukum.

"Atas dasar pertimbangan keinginan publik itulah kami cukup berhati-hati dan selektif dalam menentukan pilihan pimpinan KPK," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya