Freeport Sukses Membelah Konstelasi Politik Indonesia

Tambang bawah tanah Freeport
Sumber :
  • VIVA.co.id / Renne Kawilarang
VIVA.co.id
Papua Bangun Kompleks Olahraga Mewah untuk PON 2020
- Direktur Eksekutif Global Future Institute, Hendrajit, mengatakan kisruh pencatutan nama Presiden terkait perpanjangan Freeport hanya persoalan di hilir dan tidak masuk ke persoalan hulu antara Indonesia dengan Freeport.

Rampingkan Organisasi, Saham Induk Freeport Melonjak

"Freeport sukses membelah konstelasi Indonesia khususnya di lingkar kekuasaan Presiden Jokowi," ujar Hendrajit dalam diskusi "Menggali Freeport di Antara Kepentingan Asing dan Kedaulatan Indonesia" di Warung Komando, Jakarta, Minggu 22 November 2015.
Apa Kabar Divestasi Saham Freeport?


Menurutnya, persoalan di hulu tersebut terkait dengan incaran koorporasi global untuk menguasai energi negara. Sebab ada ungkapan ketika sebuah koorporasi berhasil menguasai energi, maka sama saja dengan berhasil menguasai negaranya. Menurutnya secara geopolitik tentu Indonesia menjadi sasaran utama penguasaan energi.


"Jadi mereka (koorporasi) tidak melakukan ekspansi secara militer tapi menyasar pada aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya. Jadi bicara Setya Novanto, Reza Chalid hanya menggambarkan para elit bertarung yang justru terjebak dalam pertemuan yang diinginkan Freeport sendiri," kata Hendrajit.


Ia menilai persoalan pencatutan nama bisa jadi bukan untuk tujuan perpanjangan kontrak Freeport. Tapi mereka hanya ingin melakukan pemetaan atau pun pengintaian tersamar.


Hasilnya bisa terlihat dari pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengatakan sudah ada isyarat dari presiden pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said untuk melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Namun, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan mengatakan restu tersebut belum ada.


"Jadi Freeport bermain. Ada dua komprador sedang berperang, Freeport melihat dia lebih nyaman yang mana. Jadi persoalan ini malah diarahkan ke hilir bukan hulu. Dia sedang berkiprah dalam penjajahan model baru," ujar Hendrajit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya