Setya Novanto: Saham Cuma 9 Persen, di Mana Keadilan?

Setya Novanto
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean

VIVA.co.id - Publik di Tanah Air belakangan digegerkan isu seorang anggota DPR yang mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla demi mendapatkan saham PT Freeport. Anggota DPR itu ditemani oleh seorang pengusaha nasional terkenal saat bertemu dengan Freeport.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said adalah orang yang pertama kali memunculkan isu tersebut. Tak asal tuduh, Sudirman akhirnya secara resmi melaporkan dugaan pencatutan tersebut ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada pada Senin, 16 November 2015.

Nama Ketua DPR Setya Novanto pun lantas disebut-sebut sebagai sang anggota Dewan. Beberapa saat setelah Sudirman mengadu ke DPR, Novanto menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Novanto membantah telah mencatut nama Jokowi dan Jusuf Kalla. Sebaliknya, dia menegaskan selalu menjaga kehormatan kedua pucuk pimpinan negeri ini.

Dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang dipandu Karni Ilyas di tvOne, tokoh kelahiran Bandung, 12 November 1955 itu juga memberikan klarifikasi. Novanto mengungkapkan tidak mungkin dia meminta saham karena pemerintah Indonesia saja sulit.

Meski demikian, Novanto tak membantah transkripan rekaman pembicaraan yang beredar. Dia hanya mengatakan transkrip rekaman itu tidak sesuai dengan aslinya.

Berikut pengakuan Setya Novanto mengenai kasus pencatutan dan meminta saham Freeport:

Apa tanggapan Anda soal kasus pencatutan nama Presiden dan meminta jatah saham Freeport?

Pertama saya terima kasih, saya sudah diberi waktu untuk menjelaskan masalah Freeport di ILC. Dan perlu saya jelaskan, pertemuan ini memang sudah berjalan tiga kali.

Pertemuan terjadi tanggal 27 April 2015 pukul dua di kantor saya atas permintaan Dirut PT Freeport. Dan pada waktu itu, yang saya ingat bahwa pertemuan itu disampaikan pada saya selama dua jam di antaranya menyangkut divestasi saham, pembangunan smelter minta tolong dibantu, perpanjangan kontrak Freeport dapat disetujui, dan ini mengharapkan dapat jaminan kelanjutan operasi sampai tahun 2041. Jika tidak diperpanjang maka akan dapat abitrase internasional terhadap Indonesia di bulan Juli 2015.

Ini terus terang saja, berpikir-berpikir dan tentu dengan penung tanggung jawab saya menyatakan bahwa saya tidak pernah mencatat nama Presiden dan Wakil Presiden karena beliau merupakan simbol negara yang harus kita jaga, perhatikan, pelihara. Tetapi saya pastikan bahwa maslah ini saya bicarakan dengan Presiden, dimana Presiden menegaskan bahwa apapun yang dilakukan terkait PT Freeport harus sesuai dengan undang-undang dan untuk kepentingan sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia dan khususnya masyarakat Papua.

Dan saya sangat menyayangkan bahwa pembicaraan yang tujuan baik namun yang saya dengar adanya direkam dan disebarkan ke publik sehingga menimbulkan kegaduhan dan kesalahpahaman. Apalagi disebut-sebut saya meminta saham.

Ini kita harus menghormati kode etik di Indonesia dan perusahaan-perusahaan di Amerika, di seluruh dunia terkait aturan FCPA atau Foreign Corruption Practises Act yaitu aturan tentang masalah transparansi dan korupsi investasi di luar Amerika. Jadi kalau itu semua pengeluaran 1 juta untuk makan, apalagi saham itu harus dipertangungjawabkan.

Ini yang perlu diketahui, yang perlu kita harus merenung. Freeport ini di Indonesia sudah 40 tahun tapi saham pemerintah kita hanya 9 persen di mana letak keadilannya? Ini tentu bagaimana saya minta saham? Waduh susahnya bukan main dan itu kan sangat susah. Oleh Indonesia saja pemerintah susah. Nah, untuk itu saya serahkan kepada publik untuk menilai masalah ini.

Di situ juga ada Pak Lukas yang saya percaya bahwa apa yang saya sampaikan ini saya selalu tukar pikiran karena saya selalu khawatir, saya selalu hati-hati dalam hal ini, demi kepentingan bangsa, demi kepentingan masyarakat Indonesia, demi kepentingan masyarakat Papua.

Setya Novanto: Saya Sayang dengan Pak Idrus


Apakah Anda menjanjikan ke Freeport soal smelter, perpanjangan kontrak?

Oh nggak, saya nggak pernah janjikan apa-apa karena masalah ini masalah, hal, yang harus kita hati-hati. Saya selaku Ketua DPR tentu harus menjaga marwah, martabat juga anggota DPR yang lain. Jadi saya tidak pernah menjanjikan apa-apa, dan apa yang saya sampaikan pada Presiden itu saya juga harus menyampaikan sejelas-jelasnya.

Apakah dialog yang ada di transkrip sesuai dengan yang diobrolin?

Spanduk Setya Novanto Jadi Cawapres Jokowi 2019

Kalau saya melihat banyak bagian-bagian yang dipotong, misalnya saya lihat dari pihak mereka menawarkan saham, divestasi, di mana ada yang menjawab dari pihak mereka bukan saya. Wah saya bukan, saya tidak ikut, dan tidak mampu.

Ada bagian awal, ada bagian akhir yang semuanya banyak potongan-potongan yang gak masuk.

Mungkin Pak Lukas itu lebih tahu karena kita sering bahas, sering khawatir dan ternyata terbukti sekarang adanya masalah-masalah ini. Ini tentu saya harapkan masyarakat bisa menilai mana yang benar, mana yang tidak, sehingga tidak ada kegaduhan-kegaduhan.


Ada tidak dibicarakan saham 9 persen, 11 persen dalam dialog dengan Freeport?

Papua Bangun Kompleks Olahraga Mewah untuk PON 2020

Kalau dari kami gak ada tapi kalau dialog secara guyon-guyon, saya lihat karena ini kan sifatnya kita ini warung-warung kopilah. Tapi kita lihat memang dari pihak pengusaha sudah mencurigai sejak awal dan saya diminta hati-hati dalam hal ini makanya saya mengajak.

Untuk bisa mengetahui apakah kecurigaan saya ini bener-bener bisa terwujud, karena hati-hati saya itu mempunyai perasaan lebih awal. Jadi ini ternyata apa yang disampaikan saya itu secara guyon pun, akhirnya ada hal-hal yang kita ketahui bersama yang kita lihat akhir-akhir ini terjadi.

Kalau Anda mengira ini direkayasa, ada yang dikurangi, ditambahi, apa tujuan Freeport?

Saya tentu bisa ditanyakan langsung pada PT Freeport karena ini perusahaan yang diketahui dari pihak Amerika, tentu ada aturan kode etik yang harus diperhatikan. Saya tidak tahu silakan tanya langsung. Yang jelas sekarang terbukti, apa yang menjadi ketakutan saya, apa yang menjadi saran-saran dari kawan saya, yang betul-betul saya diminta hati-hati ternyata sekarang terjadi begini.

Spanduk dukungan Jokowi-Setya Novanto di Pilpres 2019 di arena Rapimnas Golkar.

Heboh Spanduk Setya Novanto Cawapres Jokowi di Pilpres 2019

Tak ada yang mengaku memasang spanduk tersebut.

img_title
VIVA.co.id
28 Juli 2016