- VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, menyatakan tidak ada yang salah tentang pertemuan antara Ketua DPR, Setya Novanto, dengan Dirut PT Freeport, Maroef Sjamsuddin. Menurutnya, DPR adalah tempat bagi semua orang untuk menyampaikan aspirasi.
"Apalagi pertemuan itu datang dari pihak PT Freeport sendiri," ujar Fadli Zon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 18 November 2015.
Saat dikonfirmasi tentang mengapa ada seorang pengusaha yang turut dalam pertemuan itu, Fadli menyatakan bahwa itu bukan suatu hal yang janggal dan sah-sah saja.
"Menurut penjelasan, itu karena supaya ada saksi, ada bukti bahwa PT Freeportlah yang meminta tolong," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diterima, politikus Partai Gerindra itu menegaskan bahwa pertemuan tersebut adalah inisiatif Freeport. Perusahaan asal Amerika Serikat itu ingin meminta bantuan kepada Setya Novanto terkait perpanjangan kontrak yang telah berakhir pada 2021.
"Karena tidak ada lagi kontrak karya itu, harus ada divestasi menurut Undang-undang yang baru," tuturnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melaporkan anggota DPR dan seorang pengusaha ke Mahkamah Kehormatan Dewan, Senin, 16 November 2015. Sudirman menuduh sang anggota Dewan sudah melakukan pelanggaran etik dengan mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla demi meminta jatah saham 20 persen.
Papua Bangun Kompleks Olahraga Mewah untuk PON 2020
Pembangunan Mimika Sports Complex dibantu oleh PT Freeport Indonesia.
