Dalam kesempatan itu, Setya Novanto tak membantah jika transkrip itu memang percakapan yang melibatkan dirinya. Namun, ia mengaku banyak bagian dari transkrip itu yang sengaja dihilangkan sehingga menimbulkan masalah.
"Kalau saya melihat, banyak bagian-bagian yang dipotong. Termasuk percakapan mengenai saham. Bayangkan selama 40 tahun Freeport beroperasi, saham kita hanya sembilan persen. Biarkan masyarakat yang menilai," kata Setya Novanto.
Ia juga kembali menegaskan jika pertemuannya dengan para petinggi PT Freeport Indonesia itu dilakukan untuk kepentingan bangsa terutama untuk masyarakat Papua.
Ketua DPR ini juga mengaku telah membicarakan masalah ini dengan Presiden Joko Widodo terutama terkait kabar ia telah mencatut nama RI 1 itu dalam pertemuan dengan petinggi Freeport tersebut.
"Saya pastikan masalah ini telah saya bicarakan dengan Presiden. Dan Presiden mengatakan, apa pun mengenai Freeport harus sesuai dengan undang-undang dan dilakukan untuk kepentingan masyarakat terutama Papua," katanya.