- Reuters/Bea Wiharta
VIVA.co.id - Edisi cetak Washington Post yang terbit pada Selasa 27 Oktober 2015, memuat caption yang fatal. Foto Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu yang dimuat, tapi di caption fotonya menyebut sebagai Presiden Joko Widodo.
Pihak Istana Negara sudah mengetahui kesalahan dari Washington Post tersebut. Istana juga bereaksi atas kesalahan itu.
"Yang jelas kami yakin pasti yang masang foto itu akan menyesal karena memasang foto yang salah dan menjadi berita dunia, apalagi sekelas Washington Post," ujar Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Seskab, Rabu 28 Oktober 2015.
Pramono memaklumi, ini sebagai kesalahan jurnalistik semata. Pemerintah tidak akan mengambil sikap apapun terkait kesalahan ini.
"Beruntunglah Menteri Pertahanan menjadi terkenal," kata Pramono bergurau.
Seperti dikutip dari coconuts.co, Rabu, 28 Oktober 2015, edisi cetak Washington Post yang terbit pada Selasa 27 Oktober 2015, memuat caption yang fatal. Surat kabar ini mengidentifikasi Ryamizard Ryacudu sebagai Presiden Joko Widodo.
Pada sebuah foto, tampak gambar seseorang memberi hormat pada pengawal bendera bukanlah Presiden Joko Widodo. Itu adalah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Namun, media besar itu memberi tulisan di bawah gambar, "Indonesian President Joko Widodo salutes a color guard at the Pentagon on Monday. At right is Defense Secretary Ashton B.Carter."
Ini bukan pertama kali terjadi negara lain salah mengutip Presiden RI. Bulan lalu, sebuah spanduk yang menyambut kedatangan Megawati di Korea juga menulis Megawati sebagai Presiden RI.
Pihak KBRI Korea bahkan turun tangan dan meminta spanduk tersebut segera diganti. Namun, kini kesalahan terjadi lagi. Parahnya, kali ini dilakukan oleh Washington Post, sebuah media besar yang terkenal dengan kehati-hatiannya.
washington pos mmg ga kenal jokowi atau mrk gmn gitu wakwaaawww pic.twitter.com/OUp6e7gRsn
— Jempol Rakyat (@ypaonganan) 27 Oktober 2015