Pangkalan Militer di Natuna Siaga Konflik Laut Cina Selatan

Seorang personel AL Vietnam berjaga di di perairan Spartly, Laut China Selatan.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id - Pangkalan militer Indonesia di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, bakal diperkuat untuk mengantisipasi peningkatan ketegangan dalam sengketa Laut Cina Selatan. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui pengalokasian anggaran sebesar Rp450 miliar untuk penguatan pangkalan militer itu.
Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina

"Kita menyetujui usulan TNI untuk melakukan realokasi atau pergeseran anggaran sekitar Rp450-an miliar untuk kebutuhan penguatan pangkalan TNI di Natuna," kata Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, di kompleks Parlemen di Jakarta, kemarin.
Pimpinan DPR Nilai Sudah Cukup Bukti Jadikan Ahok Tersangka

Mahfudz menjelaskan, telah terjadi peningkatan eskalasi konflik di kawasan Laut Cina Selatan. Indonesia memang tidak terlibat dalam sengketa itu tetapi ketegangan negara-negara yang bersengketa dapat mengganggu stabilitas kawasan, termasuk mengganggu keamanan dalam negeri.
Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR

Berdasarkan pertimbangan itu, pemerintah Indonesia, terutama TNI, wajib bersiaga penuh dan tentu didukung infrastruktur yang memadai, seperti pangkalan militer di Natuna.

"Kami meminta Kemenhan (Kementerian Pertahanan) merespons sekaligus mengantisipasi terjadinya ketegangan nasional kita, jika ketegangan di Laut Cina Selatan ini semakin eskalatif. Kemenhan dan TNI sudah menyiapkan langkah-langkah," katanya. 

Penguatan wilayah Kepulauan Natuna menjadi sangat penting, karenea wilayah itu berhadapan langsung dengan

"Termasuk di antaranya penguatan pangkalan TNI di Pulau Natuna. Karena ini satu program yang disesuaikan dengan kondisi mutakhir, sehingga belum terakomodasi dukungan anggaran," katanya.

TNI Siaga

TNI sesungguhnya sudah bersiaga sejak lama mengantisipasi konflik perebutan kawasan itu. Sejak 1996, ribuan personel TNI disiagakan di Natuna maupun di Kepualuan Anambas, yang lokasinya tidak jauh dari daerah kaya minyak itu.

Indonesia belum bersengketa langsung dengan Tiongkok. Sebelum isu peta Tiongkok dengan sembilan garis titik-titik menyinggung Natuna pada 2009, Vietnam dan Filipina yang sering perang urat saraf dengan Negeri Tirai Bambu itu.

TNI mencurigai Tiongkok sengaja memasukkan bagian dari Kepulauan Natuna dalam Nine-Dash Line, batas tidak jelas yang digunakan pada peta Tiongkok untuk mengklaim sekitar 90 persen dari laut di daerah itu. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya