Saling Sindir SBY-Jokowi

Jokowi Terima Kunjungan SBY di Istana Negara
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
VIVA.co.id
Demokrat Beberkan Alasan Pilih Koalisi Prabowo Ketimbang Jokowi
- Presiden Joko Widodo dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saling sindir atas kebijakan masing-masing. Di Twitter pribadinya, SBY kerap melontarkan sindiran atas kebijakan yang dikeluarkan oleh Jokowi.

DPP Demokrat Lolos Verifikasi Faktual KPU

Sementara Jokowi, kemarin juga tak secara langsung menyindir kebijakan SBY yang lambat.
SBY Singgung Benny K Harman Sudah Tiga Kali Nyalon


Menanggapi hal ini, politisi PDIP Dwi Ria Latifa, menganggap bahwa apa yang dilakukan SBY dan Jokowi ini bukanlah saling sindir. Namun, saling mengktritisi kebijakan masing-masing.

"Ini sifatnya baik dan tidak perlu alergi," kata Dwi saat berbincang dengan TVOne, Kamis 10 September 2015.


Kata Dwi, jangankan SBY, dirinya sebagai kader PDIP pun kerap mengkritisi kebijakan Presiden Jokowi. "Jadi menurut saya kita jangan sensi terhadap masukan lalu sindir menyindir balik," kata dia.


Menurut Dwi, masing-masing presiden memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing. Di mana, Bung Karno sebagai proklamator pun memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu pula Soeharto, BJ Habibie, Abdurahman Wahid atau Gusdur, Megawati Soekarnoputri dan SBY pun memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.


"Lalu Jokowi, di tengah kekritisan beliau pasti ada hal yang positif, mungkin yang dikritisi SBY lebih bagus kita terima sebagai masukan. lalu kita kerja-kerja-kerja," kata dia.


Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan, menegaskan bahwa seharusnya bangsa ini dibangun bersama-sama. Di mana, partai politik dan pimpinannya membutuhkan seseorang yang dapat membantunya.


"Dalam membangun bangsa dibangun bersamaan, karena tidak bisa dibangun oleh PDIP, atau Demokrat sendiri," kata Syarief.


Sehingga, menurutnya masing-masing pimpinan tak perlu saling menyalahkan. "kalau ada kekurangan, kita perbaiki," kata dia.


Saling Sindir SBY-Jokowi


Pada Agustus lalu, SBY menyindir Jokowi melalui kuliah Twitter atau kultwit atas kebijakan Jokowi soal pasal penghinaan presiden. Melalui akun
@SBYudhoyono
, SBY menuliskan:


"Pasal penghinaan, pencemaran nama baik dan tindakan tidak menyenangkan tetap ada 'karetnya', artinya ada unsur subjektivitas," tulis SBY.


SBY kemudian mengungkapkan dalam twitter itu bahwa saat dia menjadi Presiden, dia banyak mendapat penghinaan, di mana fotonya diinjak-injak dan lainnya. Namun, kata dia, saat pemerintahan Jokowi hal itu tidak ada lagi.


Kemudian, SBY menuliskan lagi, "Kesimpulan: demokrasi dan kebebasan penting, namun jangan lampaui batas. Demokrasi juga perlu tertib, tapi negara tak perlu represif"


Sementara kemarin,, Jokowi berbalik menyindir SBY saat acara Ground breaking proyek
Light Rail Transit
di kawasan Taman Mini, Jakarta Timur. Jokowi menyebutkan dirinya bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) kala itu dan Direktur Utama PT. Adhi Karya, Kiswo Dharmawan sudah membahas proyek tersebut.


"Sekarang ketemu lagi, bertiga lagi, Pak dirut, Gubernur DKI, saya, ditambah menteri BUMN, tambah Gubernur Jawa Barat, ketemu, sepakat. Saya itu orangnya simpel, sudah siap semua? Saya tanya, tapi perpres belum. Beri waktu saya dua hari. Kapan proyek dimulai? Langsung saya tanya. Ternyata hanya seminggu langsung dimulai," kata Jokowi.


Padahal, proyek ini sudah dibahas tiga tahun lalu saat SBY masih menjabat sebagai presiden dan Jokowi saat ini menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya