Perbedaan Peta Koalisi Era Jokowi dan SBY

Presiden Jokowi saat menerima kunjungan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

VIVA.co.id - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, mengatakan koalisi partai di Indonesia multiversi. Fenomena itu, misalnya bisa terlihat dari Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan, namun tidak masuk Koalisi Merah Putih

Jokowi: Indonesia Bangga Raih Perak Pertama

Atau, juga Partai Amanat Nasional (PAN) yang menyatakan mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo, namun tidak ingin disebut bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat.

“Maka dari itu, kurang relevan jika peta koalisi sekarang disamakan dengan masa pak Susilo Bambang Yudhoyono,” kata Hanta di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 5 September 2015.

Menurut Hanta, tidak seperti SBY yang menjadi figur penting di partai, Presiden Jokowi sulit mengendalikan koalisi pendukungnya. Hal itu, akan memberi tantangan tersendiri bagi Jokowi.

“Kalau sekarang sulit, karena Jokowi bukan siapa-siapa dalam struktur di PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), sehingga kendali koalisi bukan di Jokowi. Sebesar apa pun KIH, belum tentu pemerintah semakin kuat,” ujar Hanta.

Dengan kondisi seperti saat ini, Jokowi membutuhkan figur yang mampu menjalin komunikasi dengan partai-partai pendukungnya. Sebab, artai-partai pendukung pun bisa memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

“Kalau sekarang tergantung keterampilan Presiden. Ketika ada isu A, ada partai ABCD, maka harus dikomunikasikan. Harus ada orang-orang yang kuat dan terampil,” kata Hanta. (asp)

Ilustrasi formulir pajak

Presiden Jokowi Santai UU Amnesty Digugat

"Sudah jadi budaya di Indonesia."

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016