Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai akibat kesalahan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak saat harga minyak dunia cenderung turun. Situasi tambah parah setelah nilai tukar rupiah terus menunjukkan tren pelemahan, bahkan menembus level psikologis Rp14.100 per Dollar Amerika Serikat atau merupakan level terendah dalam 17 tahun terakhir.
Demikian menurut mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis 27 Agustus 2015. Fuad menegaskan, kesalahan utama dari pemerintah adalah menaikkan harga BBM seperti premium, solar, dan minyak tanah dit engah-tengah menurunnya harga minyak dunia.
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Demikian menurut mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis 27 Agustus 2015. Fuad menegaskan, kesalahan utama dari pemerintah adalah menaikkan harga BBM seperti premium, solar, dan minyak tanah dit engah-tengah menurunnya harga minyak dunia.
Hal ini diperparah lagi dengan naiknya harga seperti listrik dan gas sehingga sangat melemahkan daya beli masyarakat.
"Perekonomian Indonesia digerakkan oleh konsumsi masyarakat, cadangan devisa kita sekarang tidak beda jauh dibanding 98 jika dilihat dari perbandingan ratio," ujar Fuad.
Wakil Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Stefanus Indrayana, mengatakan industri makanan dan minuman sedang mengalami dilema.
"Kenaikan bahan baku seharusnya diimbangi dengan kenaikan harga jual produk, namun disisi lain hal itu sulit dilakukan mengingat daya beli masyarakat yang sedang melemah," ujar Stefanus. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Hal ini diperparah lagi dengan naiknya harga seperti listrik dan gas sehingga sangat melemahkan daya beli masyarakat.