- ANTARA/Herman Dewantoro
VIVA.co.id - Kota Surabaya dipastikan tidak ikut Pilkada serentak pada 9 Desember 2015 mendatang lantaran hanya ada satu calon pasangan yang mendaftar ke KPU Surabaya sampai batas akhir pendaftaran. Hal ini berarti hanya ada calon tunggal di Surabaya sehingga pemilihan tidak bisa dilaksanakan dan diundur sampai Pilkada serentak 2017.
Calon petahanan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku tidak memusingkan hal tersebut. Bila tidak bisa ikut Pilkada serentak, maka secara otomatis status wali kota Surabaya akan dijabat Pelaksana Tugas. Masa jabatan Risma akan berakhir pada September mendatang.
"Ya ndak papa, biar Tuhan yang mengatur, Gusti Allah maunya gitu, ya mau gimana?" ujar Risma di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2015.
Risma mengaku tidak tahu menahu soal kenapa calon lawannya yang sempat mendaftar menghilang begitu saja dan tidak jadi mendaftar. Ia juga menegaskan tidak ada komunikasi yang berkaitan dengan membuat calon boneka untuk melawannya.
"Ini kan kita tidak ada money politic sama sekali, kita enggak ada itu, kita mau benar-benar murni pemilihan, makanya jadi begini (hanya calon tunggal)," kata Risma.
Risma mengatakan sejak dia memang berniat untuk maju lagi untuk periode kedua sebagai wali kota Surabaya. Tapi dia tidak mau ada transaksi politik atau deal-deal politik.
"Saya tidak mau kalau bayar-bayar uang dan transaksi, kalau ada deal-deal nanti malah jadi hambatan melayani masyarakat," ujar Risma.
Risma menambahkan, bila Pilkada Surabaya diundur hingga 2017, dia akan bekerja di tempat lain. "Kalau tidak jadi wali kota lagi aku kerja di tempat lain, aku enggak rugi, dikira enteng apa jadi wali kota Surabaya," kata Risma.
Risma: Jerman Sumbang Rp1,5 Triliun untuk Bangun Trem
Sisanya, akan minta anggaran dari APBN.
