Mendagri Tak Yakin Ada Calon Boneka di Pilkada Serentak

Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yakin tidak akan ada calon boneka dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada tahun 2015. Menurut Tjahjo, semua partai politik dalam menentukan calon yang maju di pilkada pasti berharap menang.

Kemendagri Sosialisasi PP Tentang Perangkat Daerah

"Menetapkan calon bukan sekedar majukan, jadi saya yakin tidak ada istilah calon boneka," ujar Tjahjo saat menghadiri pertemuan dengan para Bupati, di Jakarta. Jumat 31 Juli 2015.

Selain pertimbangan tersebut, Tjahjo juga mengatakan, jika partai politik memaksakan dengan mengajukan calon boneka, hal tersebut mempengaruhi harga diri dan kehormatan partai politik.

Ahok Maju Lewat Parpol, Bagaimana Nasib 1 Juta KTP?

"Yang diusung adalah orang, bukan boneka. Tidak mungkin partai politik menaruh pasangan calon sembarangan, ini menyangkut harga diri dan kehormatan Partai," kata Tjahjo.

Mantan Sekjen PDIP ini yakin beberapa daerah yang saat ini hanya memiliki satu pasangan calon, nanti akan memiliki paslon lainnya untuk bertarung di Pilkada pada 9 Desember 2015 nanti.

Mendagri Bersurat Minta KPK Bentuk Kantor Daerah

"Di beberapa daerah seperti Surabaya, Minahasa Selatan dan Purbalingga saya yakin akan muncul pasangan lainnya," ungkap Tjahjo.

Menanggapi calon Kepala Daerah yang bermasalah dengan hukum atau pernah bermasalah dengan hukum, Tjahjo menuturkan, masyarakat saat ini sudah pintar dalam memilih.

"Masyarakat juga sudah pintar memilih mana yang terbaik. Kita bisa kok menjalankan Pilkada ini dengan baik," katanya.

Calon tunggal

Sementara itu, Tjahjo mengatakan, ada beberapa faktor mengapa hanya ada satu pasangan calon dalam Pilkada serentak tahun 2015 saat ini.

"Menurut pengamatan yang saya cermati saat mengontak daerah yang hanya mempunyai satu paslon banyak macem-macem faktornya mengapa hanya muncul satu paslon saja," ujar Tjahjo saat melakukan pertemuan dengan para Bupati, di Jakarta, Jumat 31 Juli 2015.

Tjahjo menjelaskan, salah satunya adalah paslon lainnya yang sudah takut sebelum 'berperang'. Seperti halnya di satu calon di Pilkada Surabaya yang diprediksi survei akan menang mutlak.

"Ada yang mengaku seperti di Surabaya, buat apa mencalonkan kalau paslon lainnya menurut survei udah 80 persen mendapatkan suara, jadi takut sebelum berperang," jelas Tjahjo.

Dia pun menghimbau untuk para paslon penantang tidak perlu takut untuk melawan paslon lainnya. "Contoh Pak Jokowi (Pilgub DKI), hanya diusung dua partai melawan banyak partai tapi menang kok," kata Tjahjo.

Faktor kedua, kata Tjahjo, muncul faktor tingginya biaya dalam mencalonkan dan bertarung dalam Pilkada serentak pada 9 Desember 2015 mendatang.

"Tingginya biaya itu kan sangat-sangat relatif, Contoh Pak Iksan (salah satu kepala daerah), mungkin tahap pertama beliau keluar uang cukup banyak, tapi karena beliau cukup berhasil populer, tahap kedua kecil uang yang ia gunakan," ungkapnya.

Jadi, menurut Tjahjo, faktor-faktor ketakutan kalah dalam pilkada masih menjadi hal yang utama, apalagi bila melawan paslon incumbent.

"Tapi saya yakin partai politik masih punya komitmen yang bagus dan baik untuk Pilkada tahun ini," ujar Tjahjo.

Tjahjo mengatakan, Pilkada akan terus berlangsung walaupun ada beberapa daerah yang hanya mempunyai satu paslon atau bahkan tidak memiliki paslon seperti di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya