Sekretaris Golkar: Banyak Kader Tersandera Pilkada

Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Soesatyo.
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto
VIVA.co.id
Politikus Budi Supriyanto Didakwa Disuap Ratusan Ribu Dolar
- Sekretaris Partai Golongan Karya Bambang Soesatyo menyebutkan bila banyak kader mereka yang kini 'tersandera' saat hendak bertarung di Pemilihan Kepala Daerah serentak 2015.

Partai Pendukung Ahok Pakai Janji Tertulis Biar Tak Membelot

Kondisi itu ditengarai oleh perlakuan internal Golkar yang saat ini masih mengedepankan sengketa.
Awas, Terima Politik Uang Bisa Terjerat Pidana


"Mereka (kader) diduga tersandera oleh salah satu kubu yang menahan rekomendasi mereka," ujar Bambang dalam keterangan persnya, Selasa 28 Juli 2015.


Tak cuma itu, lanjut Bambang, saat ini banyak calon yang tak mampu memenuhi sejumlah uang yang diminta oleh oknum internal Golkar.


"Sang calon juga tidak sanggup memenuhi permintaan oknum Golkar tersebut dalam jumlah uang yang sangat besar," kata Bambang.


Padahal, menurut Bambang, dalam rapat tim perundingan kedua belah pihak telah sepakat dan dibuatkan berita acara yang ditandatangani bersama atas rekomendasi Tim Sepuluh.


Tim Sepuluh ini lima orang dari kubu ARB yang beranggotakan MS Hidayat, Theo Sambuaga, Indra Bambang Utoyo, Ahmadi Noor Supit, dan Nurdin Halid. Sementara dari kubu Agung Laksono lima orang dengan anggota Yorris Raweyai, Laurence Siburian, Ibnu Munzir, Lamhot Sinaga, dan Melky Lakalena.


Anggota Komisi III DPR RI ini menjelaskan dalam peraturan KPU (PKPU) dikatakan, pendaftaran calon harus disetujui bersama dengan menyampaikan rekomendasi yang masing-masing ditandatangani ketua umum dan Sekjen kedua belah pihak/kubu.


Bila hanya satu rekomendasi yang hanya ditandatangani satu kubu/pihak atau nama calon yang diajukan berbeda, maka pendaftaran calon tersebut tidak dapat diterima atau gugur.


"Praktik dugaan pemerasan ini harus menjadi perhatian, terutama Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai penggagas islah terbatas. Karena tindakan tidak terpuji dari salah satu kubu di Golkar itu, tidak saja telah mencoreng wajah partai Golkar, namun juga menodai demokrasi serta menzalimi kader terbaik partai yang hendak maju pilkada," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya