Bambang: ARB Tabuh Genderang Perlawanan Tanpa Henti

Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVA.co.id - Upaya islah terbatas Partai Golkar bak jauh panggang dari api. Sebab, islah tak mampu menjadi jalur cepat menuju rekonsiliasi.

"Genderang Perang Golkar: Surat Ketua Ketua Umum Partai Golkar ARB kepada Kapolri untuk melarang Agung Laksono dan kawan kawan beraktivitas atas nama Partai Golkar adalah awal dari perlawanan tiada henti terhadap oknum PG dan Oknum pemerintah dari partai tertentu yang ingin menghancurkan Partai Golkar melalui rekayasa konflik internal," ujar Bambang Soesatyo mengutip pernyataan ARB yang disampaikan di hadapan peserta rapimnas VIII Partai Golkar di Jakarta, Sabtu 13 Juni 2015.
 
Langkah itu disampaikan ARB dengan target sederhana. Mengutip rilis Bambang Soesatyo yang disampaikan Minggu 14 Juni 2015 disebutkan surat tersebut menyasar Oknum pemerintah yang selama ini mengintervensi Golkar.

Agung Laksono Apresiasi ARB Tak Lagi Maju Ketum Golkar

"Mereka harus dipaksa keluar dari gelanggang konflik internal partai dan memberi kesempatan kepada Golkar menyelesaikan persoalannya sendiri. ARB dan kawan kawan akan terus melancarkan perlawanan selama tangan-tangan kotor penguasa terus mengadu domba elit Partai Golkar," ujar Bambang.
 
Isyarat perlawanan tanpa henti itu, menurut Bambang, sudah dikemukakan ARB. Ibarat menabuh genderang perang, ARB mengatakan, “Kita harus berani main panjang untuk bicara masalah Golkar."
 
Melalui surat yang dilayangkan kepada Polri, ARB meminta Polri melarang AL dan kawan kawan menjalankan aktivitas atas nama Partai Golkar. Ini merujuk pada putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan PTUN yang sudah mengembalikan kepengurusan Golkar yang sah kepada hasil Munas Riau 2009.

Surat itu, kata Bambang, semacam langkah awal dimulainya rangkaian perlawanan tiada henti terhadap oknum Golkar yang dikendalikan oknum pemerintah dari partai tertentu.

"Mereka membuktikan diri ingin menghancurkan Partai Golkar. Perlawanan itu tentu dengan cara-cara beradab dan bukan dengan tindakan anarkis. Kita menempuh proses hukum demi ketertiban umum."
 
Meski begitu, Sekretaris fraksi Golkar DPR RI itu mengatakan, Rapimnas Partai Golkar menegaskan perlawanan itu bukan untuk mengalahkan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Perlawanan, ujar Bambang, terhadap kesewenang-wenangan kekuasaan. Sebab, partai beringin itu optimistis pada saatnya akan mampu menyelesaikan persoalan internalnya.

"Kalau sekarang keadaannya terkesan rumit, itu karena ulah oknum pemerintah yg juga petugas partai, yang diduga sedang melaksanakan misi menghancurkan Partai Golkar melalui konflik internal. Itulah yg akan kami lawan sebagai musuh bersama sampai kapanpun."

April Atau Mei Golkar Punya Ketua Umum Baru
Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.

Made Mangku Pastika Diusulkan Jadi Calon Ketum Golkar

Namun, Gubernur Bali itu mengisyaratkan menolak.

img_title
VIVA.co.id
14 Februari 2016