- Antara/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id - Dua kubu di Partai Golkar sudah sepakat untuk islah. Namun, belum ada poin-poin perdamaian yang disepakati. Menurut Ketua DPP Partai Golkar, Tantowi Yahya, poin islah harus dirumuskan secara detail.
"Saya rasa pertemuan-pertemuan yang dilakukan Pak JK selama ini harus diakhiri dengan pertemuan seluruh pihak, dalam hal ini JK, ARB dan AL," kata Tantowi, saat dihubungi, Selasa, 26 Mei 2015.
Partai Golkar memang menghendaki untuk islah. Mengingat, persoalan Pilkada serentak yang mengharuskan kepengurusan Parpol di tingkat pusat tidak terpecah. Untuk itu, kata Tantowi, materi islah harus dibicarakan bersama dan mendapat persetujuan dua pihak. "Apa saja yang disepakati, apa saja yang dipending dulu," ujar Tantowi menambahkan.
Kesepakatan poin-poin islah, perlu dibicarakan untuk menghindari gesekan lagi. Sehingga, dalam pelaksanaannya tidak ada pihak yang melanggar. "Itu harus dinyatakan dalam pertemuan tersebut dan dituangkan dalam bentuk nota kesepakatan agar nantinya tidak ada yang nuntut-nuntut," kata Wakil Ketua Komisi I DPR ini.
Sebelumnya, JK sudah memediasi kedua kubu kepengurusan di Partai Golkar. Sebelum bertemu Agung kemarin malam, JK sudah bertemu dengan Aburizal Bakrie dan Idrus Marham.
Islah digelar pasca putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, pada 18 Mei 2015 yang mengabulkan gugatan Partai Golkar. Majelis hakim membatalkan SK Menkumham yang mengesahkan kepengurusan DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol.
(mus)