Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Kongres Partai Demokrat, yang akan diselenggarakan 11-13 Mei 2015 di Surabaya Jawa Timur, diwarnai sejumlah aksi protes dari kader yang hendak maju sebagai kandidat calon ketua umum maupun dari beberapa DPC selaku pemilik suara sah.
Sejumlah kader seperti Gede Pasek Suardika maupun Marzuki Alie, yang hendak maju sebagai calon ketum, bersikap keras dengan pelaksanaan kongres ini.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Partai Demokrat "Main Mata" dengan Pemerintah
Sejumlah kader seperti Gede Pasek Suardika maupun Marzuki Alie, yang hendak maju sebagai calon ketum, bersikap keras dengan pelaksanaan kongres ini.
Baca Juga :
Pakde Karwo Tolak Jabat Sekjen Demokrat
Di tengah situasi itu, Demokrat masih berharap tidak adanya perpecahan. Mengingat, beberapa partai sebelumnya seperti Golkar dan PPP, pasca kongres langsung terpecah pada dua kepengurusan.
"Semoga kongres dapat berjalan dengan lancar dan tanpa ada perpecahan," ujar politisi Partai Demokrat, Herman Khaeron, kepada
VIVA.co.id
, Rabu, 6 Mei 2015.
Herman, yang juga Wakil Sekretaris OC Kongres Demokrat yakin, di tengah situasi seperti ini, Demokrat tidak akan bernasib seperti Golkar maupun PPP.
"Saya meyakini hadirnya kembali Pak SBY sebagai ketua umum akan menjadi pemersatu dan menuju pada kejayaan kembali PD, menang di Pemilu 2019," kata Ketua Komisi IV DPR ini.
Sebelumnya, sejumlah DPC dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, memprotes sikap DPP Demokrat yang melakukan pergantian terhadap mereka. Mereka menilai, sikap itu karena tidak mendukung SBY sebagai ketua umum lagi.
Sementara, Pasek dan Marzuki mengaku belum menerima undangan kongres. Marzuki juga mengaku, tidak dilibatkan dalam segala hal menyangkut kongres.
Menyikapi itu, Ketua SC yang juga Ketua Harian DPP Demokrat Syarief Hasan mengatakan Marzuki tetap akan diundang. Apalagi, Marzuki adalah wakil ketua majelis tinggi.
Sementara soal Pasek, Syarief mengatakan tidak ada kewajiban mengundang. Lantaran Pasek hanya anggota dan tidak memiliki hak suara, sehingga kehadirannya hanya sebagai penggembira saja
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Di tengah situasi itu, Demokrat masih berharap tidak adanya perpecahan. Mengingat, beberapa partai sebelumnya seperti Golkar dan PPP, pasca kongres langsung terpecah pada dua kepengurusan.
