Pakar: Dihuni Politisi Pragmatis, PAN Terancam Mengecil

Penutupan Kongres PAN
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVA.co.id
Akhirnya, Jokowi Beri Jatah PAN di Pemerintahan
- Pengamat Politik Universitas Airlangga Surabaya, Haryadi, menilai Partai Amanat Nasional (PAN) harus segera membenahi aspek ideologis di tubuh partai jika tidak ingin hancur. Sebab, selain imbas konflik pasca Kongres IV Di Bali masih menganga, partai berlambang matahari itu dinilai cenderung pragmatis.

Zulkifli Hasan Bantah Kadernya Mundur

"Persaingan pemilihan Ketua Umum PAN dalam kongres di Bali tempo hari berlangsung ketat, dan bersifat
Ketua Fraksi PAN: Saya Belum Dengar Taufik Kurniawan Mundur
head to head . Sehingga emosi politik dua kubu yang bersaing menggumpal. Mirip dengan kontestasi Pilpres yang juga bersifat
head to head
," ujar Haryadi kepada
VIVA.co.id
, Selasa 3 Maret 2015.


Menurut Dosen FISIP Unair ini, Kongres yang menghasilkan Zulkifli Hasan sebagai ketum itu menyisakan luka politik menganga dari kubu Hatta Rajasa. Bila tak direspons dengan bijak bukan tak mungkin terjadi perpecahan. Indikasinya terlihat dari mundurnya Drajat Wibowo dengan beberapa temannya yang menjadi pendukung setia Hatta.


"Perpecahan yang berujung pada mundurnya beberapa elite PAN dari keanggotaan partai, menunjukkan betapa PAN ternyata tak memiliki ideologi yang menjadi pengikat dan arah perjuangan kolektif semua elemen anggota PAN," paparnya.


Haryadi menilai, keanggotaan di tubuh PAN saat ini lebih karena ikatan personal dengan figur ketua umumnya. Jadi, amat pragmatis. Lebih dari itu, PAN sebagai partai tempat berhimpunnya kelas menengah-atas muslim, ternyata juga lemah dalam pelembagaan penyelesaian konflik internal partai.


"Pantas saja PAN cenderung menjadi partai yang mengecil. Sebab sebagian elite politiknya ternyata tak punya kepentingan menguatkan basis ideologi partai dan menata pelembagaan partai," ujarnya.


Dia menyarankan agar Zulkifli Hasan mulai menyadari itu dengan mengantisipasi orang-orang pragmatis yang bergabung karena kedekatan personal dengan pucuk pimpinan partai.


"Saya kira menjadi tantangan bagi ketua umum PAN terpilih untuk segera memperkuat ideologi partai dan membangun mekanisme pelembagaan penyelesaian konflik dalam tubuh PAN. Utamanya jika PAN tak ingin menjadi partai yang lebih kerdil dari keadaan sekarang," ujar dia. (ren)

![vivamore="
Baca Juga
:"][/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya