- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Batas wilayah antara satu kabupaten/kota dengan daerah lain sangat rawan terjadi konflik saat pilkada serentak digelar. Di Sulawesi Utara tahun 2015 tercatat ada enam kabupaten/kota melaksanakan pilkada serentak pada Desember nanti yakni Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Timur, Manado, Tomohon, dan Bitung.
"Daerah Tikela misalnya, itu adalah batas antara Kabupaten Minahasa dan Kota Manado. Selama ini konflik selalu terjadi, karena ada pemilih asal Manado yang diduga memilih ketika Pilkada Minahasa lalu. Begitu juga sebaliknya, pemilih Minahasa ditenggarai mencoblos saat Pilwako Manado," kata Ketua Partai Demokrat Sulut, Vicky Lumentut.
Mantan Ketua Bawaslu Sulut, Tommy Sumakul mewanti-wanti penyelenggara pemilu, KPU Sulut, untuk mewaspadai konflik di daerah perbatasan. Bahkan, kalau perlu ada kebijakan khusus yang dikeluarkan agar warga mendatang 'dijaga' ketat.
"Di Minahasa Utara yang berdekatan dengan Manado sangat rawan. Bisa ada warga yang disusupi ke Manado pencoblosan. Artinya akan muncul pemilih ganda di TPS-TPS berdekatan," ujar dosen Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado ini.
Ketua KPU Sulut, Yessy Momongan mengatakan data warga yang tinggal di perbatasan wilayah akan jadi perhatian serius. Instansinya akan berkoordinasi dengan kepala lingkungan, lurah, camat di daerah itu dan KPU kabupaten/kota.
"Memang pengalaman selama ini daerah perbatasan sangat rawan dan kami berharap masyarakat tidak mau diajak untuk mencoblos dua kali," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, aturan baru UU Pilkada tidak mengenal ambang batas suara atau dua putaran. "Siapa unggul dia yang jadi pemenang. Nah, kondisi itu pasti akan sangat rawan konflik," kata Yessy.
Baca juga:
PDIP Masih Cari Momentum Baik untuk Umumkan Cagub DKI
Alasannya, saat ini masih sibuk bicarakan cagub daerah lain.
