Soal Harga BBM, DPR akan Panggil Paksa Menteri ESDM

Menteri ESDM Sudirman Said
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Komisi VII DPR tengah galau atas sikap Kementrian Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di bawah pimpinan Sudirman Said lantaran dua kali mangkir untuk hadir dalam Rapat Kerja (Raker) bersama DPR. Dengan alasan ada kegiatan lain, Sudirman kemarin kembali batal raker bersama DPR.
Pernah Anulir Vonis Mati Sambo, Kabar Majunya Suharto jadi Wakil Ketua MA Dikritisi

Menurut catatan sekretariat Komisi VII, Menteri ESDM dua kali membatalkan raker dengan DPR yakni pada tanggal 27 November dan 4 Desember 2014.
Prof Yudan dan Pejabat BPIP Melayat ke Rumah Kayla Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Wakil Ketua Komisi VII DPR, Mulyadi, mengatakan raker tersebut sangat penting terkait jawaban pemerintah kenaikan harga BBM di saat harga minyak dunia turun.  Mulyadi meminta Menteri ESDM harus bisa menghormati dan bekerja sama dengan lembaga DPR. 
Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas Bawa Bungkusan Pakaian Bekas di Trotoar Margonda

"Seharusnya sebagai pembantu Presiden, Menteri ESDM pilar utama memberikan penjelasan kepada DPR. DPR tidak habis pikir sudah dua kali Menteri ESDM mangkir ketika diundang raker," kata Anggota Fraksi Partai Demokrat itu.

Terlebih, kata Mulyadi, raker karena memasuki masa reses. Maka, bila Menteri Sudirman menolak kembali untuk hadir di raker, DPR akan melakukan pemanggilan paksa. 

"Sesuai UU No 17 Tahun 2014 Tentang MD3 Pasal 73 ayat 4," ujarnya.

Bunyi pasal itu, "dalam hal pejabat negara dan/atau pejabat pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak hadir setelah dipanggil 3 kali berturut turut tanpa alasan yang sah DPR berhak melakukan panggilan paksa dengan menggunakan Kepolisian Negara Republik Indonesia."

DPR mengharapkan pemerintah dapat menghormati lembaga DPR agar laku kenegaraan dapat berjalan sebagaimana ketentuan yang berlaku demi kebaikan rakyat. "Masyarakat ingin mengetahui apa alasan Presiden Jokowi menaikkan harga BBM, di saat harga minyak mentah dunia merosot secara tajam," ujar Mulyadi. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya