DPR Minta Pemerintah Jelaskan Harga BBM Bersubsidi

Satya W Yudha (Golkar)
Sumber :
  • Antara/ Dhoni Setiawan

VIVAnews - Transparansi pemerintah dan Pertamina dalam menghitung kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dipertanyakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemerintah diminta membuka secara transparan mengenai biaya pokok proses produksi barang yang menjadi hajat hidup warga Indonesia itu.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Golkar, Satya W Yudha, pada Kamis, 27 November 2014, menanggapi kebijakan Presiden Joko Widodo memangkas subsidi energi yang membuat anggota DPR menggalang interpelasi.

"Supaya kita tahu sebetulnya berapa karena kan ada komponen impornya, ada juga yang kita proses di dalam negeri, itu yang kita mau lihat," kata Satya.

Ahli Nuklir UGM Jadi DPO Kasus Penggelapan Rp 9,2 Miliar, Begini Kronologinya

Menurut dia, banyak kejanggalan dalam perhitungan harga produksi BBM. Pemerintah yang menggunakan acuan harga indeks minyak di Singapura yang mencerminkan transaksi jual beli produk minyak (Mean of Platts Singapore/MOPS) plus Alpha dinilai tidak akurat.

"MOPS itu sebetulnya content atau isinya menggunakan yang euro 3, maksudnya apa, Research Octane Number (RON) bukan 88 tapi RON-nya 92. Maka menjadi tidak imbang kita menggunakan MOPS plus Alpha, dijualnya adalah menggunakan RON 88. Harusnya kan yang dijual RON 92 plus dengan Alpha," kata dia.

Dijelaskannya, MOPS hanya mempublikasikan harga minyak olahan jenis RON 92 atau yang dikenal di Indonesia dengan sebutan Pertamax. Sementara RON 88 adalah jenis minyak yang di Indonesia disebut Premium.

"Kalau menggunakan RON 88 semestinya tidak sebesar seperti sekarang. Paling tidak kalau pun subsidi saat itu, sebelum naik ya, itu paling tidak lebih dari Rp1.000 atau Rp1.500," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya,  mengatakan harga keekonomian premium pada November 2014 sebesar Rp9.200 per liter. Hal itu berarti, premium masih diberikan subsidi sebesar Rp700 per liter, setelah harganya dinaikkan Rp2.000 menjadi Rp8.500 per liter.

Hanung menjelaskan, harga keekonomian tersebut berdasarkan MOPS untuk premium pada Oktober 2014.

Ilustrasi peta dunia.

10 Negara Terluas di Dunia, Indonesia Ada di Urutan Berapa?

Meskipun Indonesia adalah negara yang luas, membentang dari Sabang hingga Merauke, namun kenyataannya, Indonesia tidak masuk 10 negara terluas di dunia.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024