Mayoritas Publik Tak Buru-buru Hakimi Kabinet Jokowi

pelantikan 34 menteri kabinet kerja joko widodo
Sumber :
  • Biro Pers Istana
VIVAnews -
Main Series Bareng Nicholas Saputra, Lee Sang Heon Jadi Bisa Masak Orek Tempe
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menggelar penelitian terbaru untuk merespons tingkat kepuasan publik atas kabinet Presiden Joko Widodo. Ternyata, mayoritas masyarakat tidak mau buru-buru menghakimi apakah kabinet tersebut baik atau buruk.

Terpopuler: Adu Laris Fortuner vs Pajero Sport, Shin Tae-yong Mudah Beli Palisade

"Paling tinggi mereka memilih, saya akan lihat tiga sampai enam bulan sebelum menentukan puas atau tidak atas kabinet Jokowi," kata peneliti LSI, Rully Akbar, dalam konferensi pers di Rawamangun, Jakarta, Kamis 30 Oktober 2014.
Terkuak, Ini Peran 5 Tersangka Barus Kasus Korupsi Timah


Rully mengatakan masyarakat lebih pada mengambil sikap
wait and see.
Oleh karena itu, mereka tidak langsung menyatakan puas atau tidak puas.


"Mereka menunggu gebrakan kabinet Jokowi. Ini wajar karena baru di-
publish
. Masyarakat tidak gampang terpuaskan, butuh kerja dulu," ujarnya.


Rully melanjutkan, publik yang langsung menyatakan kepuasannya atas kabinet Jokowi hanya 4,46 persen. Sedangkan, mereka yang langsung tidak puas setelah melihat menteri-menteri baru sebanyak 16,83 persen dan tidak tahu/jawab 3,6 persen.


Dari segi sebaran, publik yang menunggu kerja konkret dari Kabinet Kerja cukup merata misalnya di segmen mereka yang tinggal di desa maupun kota, perempuan maupun laki-laki, berpendidikan tinggi maupun rendah, para wong cilik maupun kelas ekonomi menengah atas.


"Rata-rata di semua segmen antara 68-77 persen publik yang menyatakan masih menunggu kerja konkret Kabinet Jokowi sebelum menilai baik atau buruk pemerintahan Jokowi," tutur Rully.


Seperti diketahui, LSI melakukan survei tersebut pada 27-28 Oktober 2014. Metode pengumulan data menggunakan
quickpoll
(smartphone LSI), kemudian metode sampling dengan
mulistage random sampling
.


Sementara, jumlah responden sebanyak 1.200 orang, dan
margin of error
plus minus 2,9 persen.


Untuk melengkapi survei, LSI juga melakukan riset kualitatif seperti
focus group discussion, in depth interview,
dan analisis media nasional.


Mereka menekankan bahwa semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya