Sumber :
- ANTARA/R. Rekotomo
VIVAnews - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyentil pemimpin RI harus memiliki wawasan geopolitik. Dan wawasan tersebut dianggap ada pada Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan Mega dalam orasi politik Pembukaan Rakernas ke-IV yang berlangsung di Marina Conventional Center (MMC) Semarang, Jumat 19 September 2014.
Baca Juga :
Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai
Putri sulung Soekarno itu menganggap, pemimpin yang tidak memiliki wawasan geopolitik tidak akan bisa membawa bangsa Indonesi lebih baik ke depan. Bila tidak memiliki wawasan itu sama halnya bukan pemimpin, tetapi hanya pengambil kebijakan.
"Kita harus kembali memimpin pemerintahan itu sendiri. Tanggung jawab itulah yang tidak mudah," terang dia.
Lebih lanjut, kata Mega, pemimpin yang punya wawasan geopolitik ada pada Joko Widodo yang juga kader PDIP. "Dia (Jokowi) memiliki wawasan geopolitik yang mampu disegani di kancah politik internasional," kata dia.
Ia menegaskan, posisi politik baru PDIP sekarang berada dalam posisi pemerintahan, jadi ada perubahan sikap politik dari 10 tahun di luar pemerintahan.
Untuk itu, tanggung jawab yang ditekankan adalah menyikapi tingginya angka kemiskinan, agar pemimpin bisa menggunakan kekuasaan yang dimiliki guna membebaskan rakyat dari keterpurukan.
Memasuki posisi baru PDIP sebagai partai yang berada di dalam pemerintahan, Mega meminta agar Rakernas ke-IV, mampu mewujudkan PDIP menjadi pemerintah itu sendiri.
"Tanggung jawab itu tidak mudah, bukan saja saat berada di luar pemerintahan, tapi di dalam pemerintahan. Maka saya ingin menitipkan bahwa saudara Jokowi adalah kepala pemerintahan dan kepala negara seluruh rakyat Indonesia," ujarnya. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Lebih lanjut, kata Mega, pemimpin yang punya wawasan geopolitik ada pada Joko Widodo yang juga kader PDIP. "Dia (Jokowi) memiliki wawasan geopolitik yang mampu disegani di kancah politik internasional," kata dia.
