- Antara/ Ujang Zaelani
VIVAnews - Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo mengaku heran dengan pernyataan presiden terpilih Joko Widodo yang mengatakan bahwa partainya akan mendukung pemerintahannya.
Ditegaskannya, Sabtu 23 Agustus 2014, posisi keberpihakan partai tersebut hingga kini masih berada di kubu Koalisi Merah Putih.
"Saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi Pak Jokowi berkata bahwa PAN akan merapat ke kubunya," kata Drajad dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat.
Menurut dia, keputusan PAN dalam berkoalisi itu ditentukan dalam rakernas. Sementara itu, rakernas baru dilakukan pada tahun 2015.
"Di situ diputuskan, bila ada perubahan keputusan di dalam tubuh partai kita," kata dia.
Meski demikian, Drajad tidak menampik bahwa ada dari beberapa kadernya yang menunjukkan indikasi perubahan keberpihakan. Tetapi, itu bukanlah merupakan sikap resmi dari organisasinya.
"Di PAN memang ada beberapa pihak yang tidak memberikan dukungannya kepada pasangan bernomor urut 1 di Pilpres kemarin. Terkait posisi politik, tentu setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda. Kami tidak melarang hal itu, karena budaya demokratis di PAN sangat tinggi. Namun, posisi individu, tentu bisa berbeda dengan posisi organisasi," ujarnya.
Selasa 19 Agustus 2014 lalu, Jokowi terang-terangan menyebut PAN akan bergabung dikubunya. "Nih saya ngomong apa adanya. Kemungkinan PAN dan Partai Demokrat akan merapat. Itu kemungkinan," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta.
Usai mengatakan itu, politisi PAN ramai-ramai membantah klaim Jokowi tersebut. Namun, kemarin di Balai Kota Jakarta, ia mengatakan bahwa negosiasi dengan PAN masih dalam proses. "Masih proses," kata Jokowi. (asp)