SBY: Partai Demokrat Tak Haus Kekuasaan

Pidato Kenegaraan Terakhir SBY
Sumber :
  • Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki
VIVAnews - Presiden yang juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, partainya tidak menginginkan posisi politik tertentu dari Presiden Terpilih Joko Widodo.
Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Dimulai, Yogyakarta Tuan Rumah Seri Perdana

Hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitternya @SBYudhoyono, Jumat 22 Agustus 2014.
MPV Semewah Alphard Ini Bisa Melesat Sekencang Mobil Sport

"Barangkali ada yang menganggap SBY dan PD menginginkan posisi politik tertentu jika Pak Jokowi menjadi Presiden 5 tahun mendatang. Dengan tegas saya katakan tidak ada niat dan ambisi seperti itu. PD akan independen dan menjadi penyeimbang. Kami tidak haus kekuasaan," kicau SBY dini hari tadi.
Hubungan Tak Baik, Ruben Onsu dan Jordi Onsu Sudah Setahun Tak Berkomunikasi

SBY tak menampik bahwa ada kader Demokrat yang dilobi untuk bergabung ke kubu politik tertentu. Namun, ia menegaskan, lima tahun mendatang Demokrat akan berbenah dan membangun diri, serta lebih menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat. 

"Sejumlah kader PD dilobi untuk bergabung ke kubu politik tertentu. Kami katakan tidak. Jadi tidak ada istilah ngrecoki. Jangan dibalik," kata dia.

Ngrecoki Jokowi

Keluh kesah SBY ini berawal ketika dia menerima sejumlah pesan yang bernada negatif. Pesan negatif itu berbunyi "SBY & PD jangan ngrecoki Jokowi". SBY memaknai pesan negatif itu agar ia jangan mengganggu atau mengatur-atur Jokowi saat menggantikannya sebagai presiden.

"Saya tidak paham apa yang dimaksud dengan 'ngrecoki' itu. Tidak ada niat dan pikiran sedikit pun untuk mengganggu Pak Jokowi," kicaunya di Twitter. 

SBY menjelaskan, saat menyampaikan Pidato Kenegaraan pada 15 Agustus lalu, dia mengatakan, secara moral dia wajib membantu presiden baru. 

"Saya dengan senang hati membantu jika memang dikehendaki. Jadi terserah kepada presiden baru. Tidak ada pikiran buruk dari saya. Ketika saya ingin ikut menyukseskan transisi antara saya dengan presiden terpilih itu juga niat baik saya agar ketika dilantik jauh lebih siap," tegasnya.

Namun, SBY menyayangkan, ternyata ada yang tidak menghendaki hal-hal baik itu terjadi. "Tentu saya harus menghormati. Naluri politik saya jadi bekerja," tuturnya. (ita)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya