Joko Widodo Harus Bertahan dengan Koalisi Tanpa Syarat

Joko Widodo mengisi waktu jelang rekapitulasi di waduk Pluit
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVAnews - Pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, mencermati beberapa partai yang mendukung kubu Prabowo Subiato-Hatta Rajasa, secara perlahan akan bergabung ke kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla.

5 Makanan yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah untuk Penderita Diabetes

Langkah ini, ia menjelaskan, didorong oleh sikap Prabowo yang tak menerima keputusan Komisi Pemilihan Pemilihan Umum yang menetapkan Joko-Kalla sebagai pemenang Pemilihan Presiden 2014, dan mengajukan gugatan perkara ke Mahkamah Konstitusi (MK) atas dugaan terjadi kecurangan.

Menurut Yunarto, pilihan yang tersisa saat ini bagi parta-partai koalisi pendukung Prabowo adalah bermanuver di belakang panggung.

"Sulit kalau bermanuver di depan panggung. Sebab, faktor Prabowo yang masih menempuh jalur MK. Selain itu, partai tidak ingin terkesan pragmatis di mata publik," ujar Yunarto di Jakarta, Sabtu 24 Juli 2014.

Ia menambahkan, alasan pada partai-partai itu kini berbalik mendukung Joko-Kalla, salah satunya karena tawaran koalisi tanpa syarat. Sebagaimana diketahui, sejak awal proses pembentukan koalisi Pilpres 2014, Jokowi selalu menekankan bahwa konsep yang diusung adalah koalisi tanpa syarat.

Persib vs Bhayangkara FC Imbang, Begini Komentar Bojan Hodak

Jadi, menurut Yunarto, partai-partai pendukung Prabowo pun sebenarnya setengah hati memilih Joko Widodo.

Maka dari itu, ia menyarankan, Joko Widodo harus bertahan dengan konsep koalisi tanpa syarat bagi partai mana pun yang hendak bergabung. Jika tidak, fenomena koalisi yang menjadi beban pada pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II akan dapat terulang.

"Jokowi harus bertahan dengan koalisi tanpa syaratnya. Karena terbukti (koalisi bersyarat) pada zaman Presiden SBY, malah menjadi beban daripada aset," kata Yunarto.
Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

Partai-partai itu, menurut Yunarto, kini tengah menimang untung dan rugi jika masuk koalisi Joko-Kalla. "Karena Jokowi didukung mayoritas rakyat. Ini akan menjadi kekuatan populis dibandingkan bergabung ke Prabowo yang tak punya kekuatan mendasar," katanya.

Sementara itu, Joko Widodo dalam sebuah kesempatan pernah menyebutkan akan menerima partai mana pun yang akan bergabung dengan dirinya untuk mendukungnya di pemerintahan. Pihaknya akan selalu terbuka dengan dukungan-dungan dari berbagai pihak baik itu dari partai maupun masyarakat. Baca: .

"Sudah saya sampaikan, ya terbuka, masa mau dukung tidak boleh," kata dia.

Jokowi menuturkan, tetapi seperti yang diukapnya sebelum pemilihan presiden, dukungan-dukungan tersebut merupakan dukungan tanpa syarat. Kata dia, apalagi ada bagi-bagi jatah kursi menteri di pemerintahnya.

"Tapi dukungan tanpa syarat. Kalau mau dukung boleh-boleh saja. Mau bergabung boleh-boleh saja," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya