SBY: Menang Tenggang Rasa, Kalah Besar Jiwa

Presiden SBY saat bertemu Jokowi-JK, 9 Juli 2014.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui situasi jelang pengumuman resmi hasil Pilpres 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli lalu menegangkan. Meski demikian, ia terus memantau situasi tanah air melalui laporan dari Polri dan TNI, termasuk melalui media.
Arema FC Langsung Tatap Laga Lawan PSS 

Dalam tayangan yang dirilis di Youtube berjudul "Menang Tenggang Rasa, Kalah Besar Jiwa", SBY meminta semua pihak menghormati keputusan KPU, berpikir jernih untuk saling menghargai.
Sentil Gugatan Paslon 01 dan 03 di MK, Qodari Soroti 2 Hal Ini

"Kita juga harus menghormati Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla yang oleh KPU dinyatakan sebagai pemenang dalam Pilpres," ujar SBY.
Kunjungan ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Akan ke China dan Bertemu Xi Jinping

Ia melanjutkan, wajar saja jika Joko Widodo dan pendukungnya bersuka cita merayakan kemenangannya. Namun, kata dia, lebih bagus kalau ada tenggang rasa.

"Pada saat saya sampaikan selamat melalui telepon saya sampaikan, Pak Jokowi bersuka cita tentu pasti dari bapak dan pendukung, tapi tenggang rasa lebih bagus karena dengan demikian situasi yang baik dapat terjaga," ucapnya.

Menurut SBY, saat itu Jokowi juga memiliki pandangan yang sama. SBY pun menghormati sikap Prabowo yang tidak menerima hasil KPU.

"Dan tentu kita juga menghormati Pak Prabowo ketika merasa tidak bisa menerima hasil pengumuman KPU dan saya dengar akan membawanya ke Mahkamah Konstitusi, ini sesuatu hal yang bukan luar biasa dan dibenarkan dalam mekanisme yang kita miliki sesuai UUD dan UU yang berlaku," kata dia.

Yang penting, kata dia, tidak perlu ada komentar-komentar yang justru memperkeruh suasana. "Saya pun saat didorong memberikan komentar di media sosial, SMS, saya kira tidak perlu. Saya lebih baik berhemat komentar," tuturnya.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya