Firmanzah: Pilpres Damai, Stabilitas Makro Ekonomi Terjaga

emil salim
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Bangsa Indonesia kini tengah menanti detik-detik presiden baru yang akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum hari ini, 22 Juli 2014. Selama pemungutan suara 9 Juli 2014 hingga saat ini, kondisi bangsa Indonesia masih tertib dan aman. Jika tahap akhir demokrasi pada hari ini pun berlangsung aman, maka ini akan menjadi modal besar dalam mengarungi kehidupan ke depan, termasuk akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. 
Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!

Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Firmanzah, keberhasilan menyelenggarakan Pilpres merupakan keniscayaan bagi kelancaran transisi kepemimpinan nasional 2014-2019. Hal ini penting bagi stabilitas makro ekonomi kita mengingat stabilitas politik merupakan syarat mutlak bagi terbangunnya pondasi ekonomi yang kuat.
KPU Kabupaten Tangerang Buka Rekrutmen PPK dan PPS Pilkada 2024: Tersedia 967 Kuota

Dia memberi contoh beberapa negara yang memiliki instabilitas politik seperti di Negara-Negara di Timur Tengah, Afrika dan sejumlah negara ASEAN seperti Thailand yang kesulitan menjaga dan meningkatkan stabilitas makro ekonomi.
Istana Tegaskan Jokowi Tidak Ada Agenda Kunjungan Kerja ke Surabaya

"Konflik politik di Thailand berakibat langsung pada misalnya penurunan kunjungan turis, penghentian operasi sejumlah fasilitas produksi otomotif, menurunkan aliran investasi dan meningkatkan resiko doing business di Thailand. Begitu juga dengan banyak negara yang mengalami instabilitas politik dapat dipastikan makro ekonominya akan terguncang," kata Firman dalam pesan singkatnya.

Untuk itu, menurut dia, suksesnya transisi kepemimpinan nasional merupakan modal penting bagi pembangunan ekonomi nasional dalam lima tahun ke depan.

Firmanzah mengingatkan, banyak sekali agenda ekonomi seperti pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan pekerjaan, peningkatan investasi, hilirisasi dan industrialisasi membutuhkan fokus dan konsentrasi penyelenggara negara, utamanya pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Sementara pekerjaan rumah yang menunggu presiden baru sangat banyak. Misalnya ekonomi global seperti rencana penghentian quantitative-easing ke III, rencana peningkatan suku bunga di Amerika Serikat dan Masyarakat ekonomi ASEAN pada akhir 2015. 

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menilai, dengan Pemilu yang damai membuat energi nasional tidak terbuang pada hal-hal sengketa politik yang berkepanjangan. Sehingga energi nasional tidak habis untuk menyelesaikan sengketa politik dan pemilu. Apalagi sengketa yang diikuti dengan pengerahan massa yang berpotensi terganggunya keamanan, ketertiban dan iklim dunia usaha di Indonesia.

"Sekali lagi dengan suksesnya Indonesia menyelenggarakan pesta demokrasi pada tahun ini semakin membuktikan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang sukses melakukan pemantapan demokrasi baik secara prosedural maupun substansial," kata dia.

Menurut Firmanzah, setelah KPU mengumumkan hasil perhitungan suara nasional, maka saatnya bagi bangsa Indonesia untuk segera bergegas menatap Indonesia lima tahun ke depan, Indonesia yang semakin mandiri dan sejahtera. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya