Perwakilan Kedubes Asing Kagumi Pemilu Indonesia

Pengumuman Laporan Kekayaan Capres dan Cawapres
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
Helikopter yang Membawa Presiden Iran Kecelakaan, Proses Pencarian Dikerahkan
- Perwakilan Kedutaan Besar dari beberapa negara sahabat turut meninjau jalannya pemilihan umum presiden 2014 di Rumah Tahanan Kelas IIA Pondok Bambu, Jakarta Timur pada Rabu, 9 Juli 2014. Terdapat sekitar 10 perwakilan Kedubes dari empat negara yaitu Australia, Polandia, Belgia, dan Inggris.

Thariq Halilintar Ziarah ke Makam Adjie Massaid, Minta Restu Nikahi Aaliyah Massaid

Mereka tiba di rutan sekitar pukul 08.30 WIB dan didampingi petugas KPU. Namun, mereka enggan untuk diwawancarai.
10 Orang Termasuk Wanita Hamil Tewas dalam Serangan Rusia di Wilayah Kharkiv, Ukraina


Dari pantauan
VIVAnews
, salah seorang perwakilan dari Kedubes Australia yang menanyakan kepada Kepala Rutan, Sri Susilarti, penyebab antrean di TPS 77 lebih sedikit dibandingkan TPS 76.


Sri pun menjawab hal itu bergantung kepada kesiapan koordinator TPS dalam menginformasikan jam menyoblos kepada napi wanita.


Selain itu, kepada
VIVAnews,
Sri bercerita bahwa perwakilan Kedubes itu takjub melihat antusiasme para napi di rutan.


"Perwakilan Kedutaan itu mengatakan di negara mereka masing-masing, tingkat partisipasi pemilu tidak begitu tinggi. Alasannya, karena warga tidak begitu tertarik terhadap politik," kata Sri.


Selain itu, warga di negara mereka merasa tertekan ketika datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya. Sementara itu, kalau di Indonesia, kata Sri, menurut perwakilan Kedubes itu, warga bisa dengan bebas mengekspresikan hak pilih mereka. Dia menambahkan, situasi berbeda justru ditemui di Australia.


"Perwakilan Kedubes Australia mengatakan pemerintah mereka justru mengharuskan warganya untuk ikut memilih. Kalau tidak bisa dikenai denda," ujar kepala rutan yang sebelumnya bekerja di lapas Palembang itu.


Intinya, lanjut Sri, perwakilan Kedubes itu, mengaku kagum dengan tingginya tingkat partisipasi warga Indonesia dalam pemilu. Apalagi, hal serupa juga tercermin ketika berkunjung ke Rutan Pondok Bambu.


"Mereka mengatakan sudah pernah berkunjung ke lapas di berbagai negara dan tidak pernah menemukan hal seperti ini," kata dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya