Amien Rais Sebut Prabowo adalah Soekarno Jilid II

Capres Prabowo Subianto berkampanye di Sukoharjo
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVAnews - Ketua Dewan Penasihat tim Kampanye Prabowo-Hatta, Amien Rais, menyatakan bahwa sudah sepatutnya modal asing dan dalam negeri diperlakukan sama. Sebab, agenda terpenting bangsa ini adalah membebaskan diri dari jerat asing.
Pesawat Jatuh di BSD Tangsel, Tiga Orang Meninggal Dunia

Menurut Amien, hanya Prabowo Subianto yang dapat membereskan hal itu apabila terpilih menjadi presiden di Pilpres 2014 mendatang.
Jatuh di Kawasan BSD, Pesawat Berkode PK-IFP Ini Hancur Berkeping-keping

"Dalam pilpres ini yang penting adalah mau dibawa ke mana Indonesia ini. Prabowo akan mengembalikan sistem ekonomi kita ke Pasal 33 UUD 1945. Artinya, Prabowo akan menghentikan liberalisasi ekonomi. Yang berani melawan Amerika Serikat, ya Prabowo," kata Amien di sela deklarasi Relawan Prabowo-Hatta, Surya Madani Indonesia di Denpasar, Bali, Kamis 26 Juni 2014.
Nama-nama Calon Anggota Pansel KPK Masih Digodok Presiden Jokowi

Bagi Amien, sudah sepatutnya Indonesia memiliki Soekarno jilid II. Jika Soekarno diberi kesempatan sebentar saja untuk hidup lagi, Amien meyakini dia akan marah besar melihat kondisi bangsa saat ini. 

"Dikasih karunia kekayaan alam berlimpah malah dikasih asing. Insya Allah bersama Prabowo kekayaan alam kita akan balik lagi," ujar dia.

Ia melihat sesungguhnya di dalam negeri Indonesia sudah cukup stabil. "Yang penting bagi Prabowo itu penampilan kita di luar negeri menjadi anggun dan dihormati," tuturnya.

Ia pun menyebut Prabowo sebagai anak ideologis Bung Karno. "Karena yang digelorakan itu berdikari, mengembalikan martabat bangsa. SDA kita lindungi, dan akan mengenyahkan cengkeraman asing. Prabowo Soekarno Jilid II," tambah Amien.

Caranya, ia melanjutkan, tentu saja dengan melakukan negosiasi ulang semua kontrak karya pertambangan dan kontrak bagi hasil. Tujuannya, sambung Amien, tentu saja agar porsi untuk bangsa lebih besar ketimbang kepemilikan asing. Ia meyakini hal itu bisa direalisasikan, sebab dalam perjanjian internasional disebutkan jika ada pihak yang dirugikan, maka sepenuhnya bisa diadakan negosiasi ulang.

"Hugo Chaves di Venezuela bisa. Evo Morales di Bolivia bisa. Padahal mereka ini negara kecil. Masak Indonesia tidak bisa. Prabowo yang bisa melakukan itu," kata Amien.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya