Survei: Angka Golput Berpotensi Membesar di Pilpres 2014

Pemaparan hasil survei elektabilitas capres, 30 Mei 2014.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
VIVAnews -  Tingkat partisipasi pemilih pada Pilpres 2014 sangat bergantung kepada kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU). Apabila KPU tidak maksimal jelang hari coblosan 9 Juli maka ancaman golongan putih (golput) membesar. 
5 Tips Merawat Kucing Peliharaan Agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit

Hal itu merupakan temuan survei yang dilakukan Founding Fathers House (FFH) diketahui, 78,6 persen publik menyatakan akan menggunakan hak pilih. 1,4 persen tidak akan menggunakan hak pilih dan 20 persen menyatakan tidak tahu.
Drama Penalti Diulang Justin Hubner hingga Penalti Gagal Bikin Deg-degan Suporter Timnas
 
“FFH khawatir, angka 20 persen ini akan lari pada golongan yang tidak akan menggunakan hak pilih. Jika hal itu terjadi maka akan membahayakan kualitas pemilu. Hal ini harus diantisipasi KPU. Mumpung masih ada waktu untuk sosialisasi,“ kata Peneliti Senior FFH Dian Permata dalam keterangan persnya, Kamis 26 Juni 2014.
Anggota DPR Salut Kejagung Berani Usut Dugaan Korupsi di Sektor Tambang
 
Menurutnya, potensi golput tersebar di Papua, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Kepulauan Riau, dan Riau. Sedangkan pemilih yang tidak tahu apakah akan menggunakan hak politiknya atau tidak pada 9 Juli, tersebar merata di seluruh provinsi kecuali DIY. 

Di segmentasi usia, ancaman golput tersebar di usia 16-19, 20-24, 30-34, 40-44, dan 50-54. Sedangkan pemilih yang tidak tahu apakah akan menggunakan politiknya atau tidak, tersebar merata di semua segmen, kecuali 65 tahun ke atas.
 
“Dari kedua segmen provinsi dan umur itu maka akan memudahkan KPU. Ke mana dan pesan apa yang harus disampaikan," kata alumnus University Sains Malaysia (USM) itu. 
 
98.3 persen pemilih, kata Dian, sudah mengetahui sebentar lagi akan diadakan pemilihan presiden dan wakil presiden. Angka ini naik apabila dibandingkan pada penelitian April Mei 2014, yakni 91 persen. Kenaikan signifikan juga terjadi pada pengetahuan pemilih tentang kapan tepatnya pelaksanaan Pilpres 2014. Pada April Mei, hanya 2.2 persen pemilih yang tahu bahwa 9 Juli adalah hari coblosan Pilpres 2014. Sedangkan pada Mei Juni menjadi 85.2 persen.
 
Selain itu, sebanyak 96 persen responden dapat mengatakan dengan tepat bahwa Joko Widodo dan  Jusuf Kalla adalah pasangan nomor urut dua pada Pilpres 2014. Sedangkan 95.1 persen responden dapat mengatakan dengan tepat bahwa Prabowo Subianto-Hatta Rajasa adalah pasangan nomor urut satu pada Pilpres 2014.  

“Tingginya pengetahuan responden ini memang tidak bisa dilepaskan dari jumlah peserta yang hanya diikuti Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa dan Joko Widodo dengan Jusuf Kalla.”
 
Survei dilaksanakan 19 Mei hingga 22 Juni 2014 di 34 provinsi. Jumlah responden 1.090 orang yang sudah memiliki hak pilih pada Pilpres 2014. Adapun tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Margin of error ± 2,97 %.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya