Muhaimin: Rugi, Kader NU Tak Pilih Joko Widodo

Rusdi Kirana, Muhaimin Iskandar, Jusuf Kalla, Joko Widodo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVAnews
Kabar Duka Datang dari Keluarga Deswita Maharani
- Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, menyindir manuver politik sejumlah elite Nahdlatul Ulama yang mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014. Menurut dia, tidak ada manfaatnya bagi mereka memilih calon selain Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Harga Emas Hari Ini 18 Mei 2024: Emas Antam Naik Jadi Rp 1.350.000 Per Gram

"Sangat rugi bagi PKB dan NU jika tidak memilih Pak Jokowi. Karena dengan Pak Jokowi, kekuatan NU akan memiliki ruang yang luas," kata Muhaimin di Semarang, Minggu 22 Juni 2014.
Sambut World Water Forum Ke-10 di Bali, Warga Gelar Upacara Segara Kerthi


Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI itu berulang kali menyebut bahwa pihaknya tetap solid dan yakin akan memenangkan Jokowi-JK. Indikasinya, sejumlah tokoh teras NU seperti Khofifah Indar Parawansa tetap konsisten menjadi tim pemenangan.


"Alhamdulillah Bu Khofifah, Muslimat dukung, Fatayat dan IPPNU
full
dukung. Insya Allah kita menang," ujarnya.


Tokoh yang akrab disapa Cak Imim itu melanjutkan, level kultural dan struktural akan menjadi kekuatan PKB. Belum lagi relawan yang digerakkan menjadi basis utama yakni para santri alumni pondok pesantren, jaringan dan angkatan Muda NU serta badan otonom NU seperti Fatayat, juga GP Ansor dan lainnya.


"Selain itu, caleg-caleg kita mempertahankan 12 juta suara PKB. Fatayat mengakar ke bawah. Pengurus di tingkat desa bergerak dan berkontribusi lebih dari pileg lalu," beber dia.


Sekadar diketahui, publik sempat mempertanyakan soliditas salah satu badan otonom NU, GP Ansor dalam mendukung Jokowi-JK. Hal itu karena Ikatan Keluarga Alumni (IKA) GP Ansor di Jawa Tengah mendeklarasikan diri mendukung Prabowo-Hatta. Meski sebelumnya, Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid telah resmi mendukung Jokowi-JK.


Suara Perempuan NU


Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat Fatayat NU, Ida Fauziah mengatakan, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilpres 2014, jumlah pemilih perempuan tak kalah dari laki-laki. Jumlah pemilih perempuan sebanyak 93 juta, hanya terpaut 100-200 ribu dari laki-laki. Dengan kondisi demikian, Ida menegaskan peran perempuan sama menentukannya dengan laki-laki.


"Maka 3,3 juta perempuan NU baik Fatayat dan Muslimat mempunyai tanggung jawab untuk pesta demokrasi di Indonesia," katanya.


Menurut dia, alasan keberpihakan perempuan NU kepada pasangan Jokowi-JK kuat. Sebab, keduanya memiliki latar belakang yang sama secara kultural.


"Pak JK yang berasal dari Muhtashar NU. Selain itu pasangan Jokowi-JK merupakan satu-satunya calon yang punya cara dengan revolusi mental, seperti pandangan NU," ucapnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya