Sumber :
- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews -
Calon Presiden Joko Widodo mengatakan tim hukumnya tengah mempelajari bocoran transkrip pembicaraan yang diduga antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Jaksa Agung Basrief Arief.
Dugaan transkrip pembicaraan kedua tokoh itu terkait kasus korupsi pengadaan bus TransJakarta asal China. Megawati meminta kepada Jaksa Agung agar Jokowi tidak diseret-seret dalam kasus itu. [Baca selengkapnya ]
Dugaan transkrip pembicaraan kedua tokoh itu terkait kasus korupsi pengadaan bus TransJakarta asal China. Megawati meminta kepada Jaksa Agung agar Jokowi tidak diseret-seret dalam kasus itu. [Baca selengkapnya ]
Joko Widodo mengaku sangat geram dengan penyebaran transkrip yang belum dapat dibuktikan kebenarannya. Dia mengatakan penyebaran transkrip itu adalah bentuk kampanye hitam murahan.
"Itu logikanya dari mana. Tidak masuk logika. Ada surat tanda tangan
dikeluarin
. Gila apa melakukan hal-hal seperti itu," ujar Joko Widodo di sela kampanye di Kota Tegal, Jawa Tengah, Kamis 19 Juni 2014.
Joko menduga, transkrip itu muncul karena kampanye hitam sebelumnya-- memalsukan surat dan tanda tangan untuk penangguhan pemeriksaan Joko Widodo-- tidak berhasil. Sehingga, pihak lawan mencari cara lain untuk menjatuhkannya.
"Ya tidak usah diberitahulah. Seperti itu sudah jelaslah kampenye hitam. Dulu tidak mempan dengan tanda tangan, sekarang gantian pakai suara. Buat seperti itu kan gampang," katanya.
Menurut Joko, para penyebar fitnah tidak akan berhenti sampai misi mereka berhasil. Menjatuhkan popularitas dan elektabilitasnya dalam pilpres.
"Jurusnya beda-beda. Karena ini tidak mempan, dicari yang mempan yang mana," ucap Joko. (ita)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Joko Widodo mengaku sangat geram dengan penyebaran transkrip yang belum dapat dibuktikan kebenarannya. Dia mengatakan penyebaran transkrip itu adalah bentuk kampanye hitam murahan.