PPP Tak Menutup Pintu Koalisi dengan Gerindra

Ketum PPP Suryadharma Ali dan Prabowo Subianto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVAnews
Death Toll Rises to 140 in Moscow Terrorism Attack
- Musyawarah Kerja Nasional Partai Persatuan Pembangunan (Mukernas PPP) yang digelar di Hotel Seruni, Cisarua, Bogor menyepakati adanya islah (perdamaian) antara kubu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dengan Sekjen PPP M Romahurmuziy. Koalisi dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) juga diputuskan akan ditinjau ulang dalam Mukernas tersebut. Namun pintu koalisi antara kedua partai belum sepenuhnya tertutup.

Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer

"Kan ketum sudah melakukan komunikasi (dengan Prabowo Subianto). Itukan sebuah bahan. Hasil Mukernas di Bandung kan banyak tokoh lain yang disebutkan, itu juga bahan (pertimbangan)," ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PPP Isa Muchsin saat ditemui di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kamis 24 April 2014.
Suzuki Siapkan 66 Bengkel Siaga Dukung Mudik Lebaran 2024


Menurut Isa, partainya akan membahas koalisi di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang akan digelar sekitar awal Mei 2014 setelah penghitungan suara hasil Pemilu Legislatif ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).


"Setelah penetapan kursi, baru menetapkan langkah untuk capres itu. Koalisi dengan siapa, walaupun kami sudah punya bahan kan, bahannya dengan Prabowo," ujarnya.


Isa menjelaskan, Rapimnas akan menentukan arah koalisi melalui mekanisme musyawarah mufakat atau dengan voting. Saat ini, PPP terus melakukan komunikasi politik dengan partai serta capres dan cawapres lainnya.


"Sekarang lobi-lobi pasti dilakukan dengan siapapun," katanya.


Terkait koalisi partai Islam, Isa mengatakan hal itu merupakan cita-cita partainya untuk bisa menjadi pemimpin dalam koalisi Islam. Namun, karena sejumlah partai Islam sudah menentukan koalisi dengan partai lain, maka koalisi partai Islam sulit terbentuk.


"Tapi karena masing-masing seperti PKB jalan sendiri. Kelompok Islam untuk membangun kekuatan tidak hanya dengan Islam dong, dengan kelompok nasionalis, bisa juga kelompok militer dengan sipil. Bisa antara nasionalis dengan Islam, bisa juga sipil dengan militer," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya