Sumber :
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVAnews
- Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie menganggap merosotnya perolehan suara partainya pada Pemilu legislatif beberapa waktu lalu disebabkan oleh sejumlah lembaga survei abal-abal. Ia menuding, lembaga survei itu sengaja membentuk persepsi masyarakat tentang elektabilitas partai pemenang Pemilu 2009 itu akan terpuruk pada pemilu 2014.
"Kami terpuruk sekarang ini karena lembaga-lembaga survei abal-abal itu," kata Marzuki saat ditemui usai diskusi bertema "Persaingan Menuju Istana Poros Nasionalis Vs Poros Islam" di Jakarta, Rabu 23 April 2014.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Viral Curhat Pratama Arhan ke Azizah Salsha Usai Timnas U-23 vs Australia Bikin Gemes Netizen
"Kami terpuruk sekarang ini karena lembaga-lembaga survei abal-abal itu," kata Marzuki saat ditemui usai diskusi bertema "Persaingan Menuju Istana Poros Nasionalis Vs Poros Islam" di Jakarta, Rabu 23 April 2014.
Menurut Ketua DPR-RI tersebut beberapa peneliti dan lembaga survei menjelang pemilu lalu hingga saat ini, hasil jajak pendapatnya selalu memposisikan elektabilitas Demokrat rendah. Lembaga tersebut menurut Marzuki sengaja dibayar oleh kepentingan politik tertentu untuk menyerang partainya.
"Hasil survei kemarin-kemarin itu tidak ada yang akurat, semua hanya asumsi. Buktinya pernyataan partai Islam pada pemilu kali ini akan terpuruk, nyatanya pada naik semua. Hanya PKS yang merosot sedikit," ujarnya.
Marzuki mengkritik, para peneliti dan lembaga survei abal-abal tersebut lebih baik dibubarkan. Menurut Marzuki, lembaga penelitian seharusnya diisi oleh akademisi yang karyanya dapat dipertanggungjawabkan, bukan tempat untuk mencari keuntungan semata.
"Kalau lembaga surveinya tidak jelas, bubarkan saja. Buat apa lembaga yang dibayar agar tetap hidup, apalagi itu orang akademis," katanya.
Namun, Marzuki tidak menjelaskan apa saja lembaga survei abal-abal yang dimaksud.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut Ketua DPR-RI tersebut beberapa peneliti dan lembaga survei menjelang pemilu lalu hingga saat ini, hasil jajak pendapatnya selalu memposisikan elektabilitas Demokrat rendah. Lembaga tersebut menurut Marzuki sengaja dibayar oleh kepentingan politik tertentu untuk menyerang partainya.
