Habis Rp1,5 Miliar, Eva Sundari Gagal Kembali ke Senayan

Sumber :
  • Antara/ Yudhi Mahatma
VIVAnews -
Pejabat RI Terkaya Versi LHKPN Koleksi Mobil Mewahnya Bikin Ngiler, Rolls-Royce hingga Bentley
Anggota Komisi III DPR dari PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari kemungkinan besar gagal menuju Senayan di Pemilu 2014. Eva mengaku sudah menghabiskan uang kampanye sekitar Rp1,5 miliar.

Viral Penipuan File APK Surat Panggilan Polisi, Begini Respons Polda Metro Jaya

"Peluang saya kecil. Saya duga karena serangan fajar," kata Eva saat dihubungi
Piala Asia U-23: Timnas Indonesia Satu-satunya Debutan, 5 Tim Pernah Rasakan Juara
VIVAnews , Kamis 17 April 2014. Padahal, uang yang dia keluarkan sudah maksimal untuk ukuran kampanye dengan cara lurus. Dia mendapat informasi, sejumlah caleg bahkan harus merogoh kocek hingga Rp10 miliar.


"Kampanye lurus itu maksudnya benar-benar ke lapangan dan bertemu dengan pemilih, bukan hanya tim sukses," kata dia.  Eva mengaku sudah turun ke dapilnya, Jawa Timur VI, sejak 6 bulan sebelum pemilu untuk bertemu dengan calon pemilih di Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar.


Khusus di Blitar saja, Eva mengaku sudah mendatangi 80 desa untuk mendengarkan aspirasi dan mengampanyekan programnya. Selama berkeliling itu, dia memang dimintai uang transportasi oleh calon pemilih. Namun, Eva menegosiasi agar uang tersebut diganti menjadi sumbangan sosial. "Misalnya, mereka butuh pompa air, ya saya buatkan pompa," kata dia.


Dalam berkampanye, Eva berusaha meyakinkan pemilih bahwa dia menawarkan kontrak politik lima tahun. "Tapi, kerja keras saya itu tak ada hasilnya. Mereka lebih memilih yang instan, menerima amplop dan menyoblos caleg anonim untuk uang Rp50 sampai Rp100 ribu sebelum pencoblosan," kata Eva yang tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.


Namun, menurut dia, sistem lah yang membuat perilaku peserta pemilu dan pemilih seperti itu. "Sistem pemilu 2009 dan sekarang mematok dua syarat, populer dan punya uang. Berbeda sekali dengan Pemilu 2004. Saya masih berkesempatan bertemu dengan negarawan, seperti Mahfud MD, Patrialis (Akbar)," kata Eva yang vokal menyuarakan hak-hak buruh migran dan kebebasan beragama itu. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya