Risma Mengadu, Priyo Panggil Mendagri dan Gubernur Jatim

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma.
Sumber :
VIVAnews -
Konser Hari Ini, Intip Suasana Menjelang Konser TVXQ di Indonesia
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso akan menggelar pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, seluruh ketua fraksi di DPRD Surabaya, dan panitia pemilihan wali kota Surabaya, Rabu 26 Februari 2014.

Memilih Mobil Listrik Idaman: Panduan Lengkap untuk Calon Pembeli

Pertemuan ini sebagai tindak lanjut  curahan hati Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terkait kejanggalan proses pemilihan dan pelantikan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana.
Cak Imin Posting Foto Bareng Dasco Gerindra, Apa Artinya?


"Ada pengaduan masyarakat, dan saya punya wewenang. Saya menawarkan solusi mediasi," ujar Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 25 Februari 2014.


Sebagai pimpinan yang membawahi urusan pemerintahan dalam negeri, Priyo menyatakan wajib menjadi penengah masalah ini. "Itu adalah kewenangan pusat. Bukan hanya masalah Surabaya, tapi sudah menjadi problem nasional. Bahkan presiden ikut urun rembug," kata dia.


Karenanya harus ada solusi atas problem yang dialami Risma. "Jangan sampai keinginan mundur menjadi kenyataan. Saya membujuk jangan mau mundur," kata Ketua DPP Golkar itu.


Risma mengadukan masalahnya ke Priyo pada Kamis pekan lalu. Tindakan Risma mendapat kecaman dari petinggi PDI Perjuangan yang mengusungnya dalam pemilihan wali kota Surabaya tiga tahun lalu. Ketua DPP PDIP Puan Maharani bahkan tampak tidak suka dengan cara Risma menyelesaikan persoalan internal.  Dari pada mengumbar masalah internal partai kepada pihak lain, Puan menyarankan Risma fokus menjalankan tugasnya sebagai wali kota.


“Karena terkait PDIP, tidak usah curhat ke mana-mana. Di internal sudah
clear
, tidak ada masalah dari Wali Kota (Risma) dan Wakil Wali Kota (Wisnu Sakti Buana),” kata Puan.


Soal wacana pemilihan ulang wakil wali kota, Priyo menambahkan, tidak ingin ikut campur karena itu urusan internal PDIP sebagai partai pengusung. "Bukan jatah Golkar. Ini cuma persoalan sederhana, tapi kok jadi ribut. Biarkan saya mengulurkan tangan," kata dia. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya