Waspadai Tren Turunnya Partisipasi Pemilih di Pemilu 2014

Warga mengecek daftar pemilih sementara (DPS) Pemilu 2014
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu
VIVAnews
Indonesia and Vietnam Joint Research on Agrarian Technology
– Komisi Pemilihan Umum didesak memacu peningkatan partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2014. LSM Perhimpunan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menyatakan, sejak 1999 hingga 2009 partisipasi masyarakat dalam pemilu terus terun.

Atensi Daerah dengan Inflasi Tinggi, Kemendagri Minta Kepala Daerah Koreksi Langkah Pengendalian

“Dari data yang ada, partisipasi pemilih di pemilu tahun 1999 berjumlah sekitar 92 persen dari total masyarakat yang mempunyai hak suara. Tahun 2004 menjadi 84 persen, dan tahun 2009 menjadi 71 persen,” ujar Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggaraini dalam acara seminar ‘Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu 2014’ di Jakarta, Jumat 21 Februari 2014.
SYL Minta Belikan Mik Rp 25 Juta ke Dirjen Kementan, Pakai Dalih 'Pinjam Dek'


Perludem melihat kecenderungan penurunan ini sangat signifikan terjadi di setiap pemilu. “Secara konsisten, dari tiga pemilu itu, penurunan terjadi sekitar 10 persen. Jika tren ini diikuti kemungkinan pada Pemilu 2014, artinya partisipasi masyarakat tinggal 60 persen,” kata Titi.


Salah satu penyebab turunnya partisipasi pemilih adalah masyarakat yang menjadi pemilih hanya dijadikan objek dalam pertarungan politik. Kondisi ini diperparah dengan akses informasi dan politik bagi masyarakat yang belum maksimal. Akses masyarakat di daerah pedalaman untuk mencapai tempat pemungutan suara (TPS) misalnya menjadi masalah.


Kondisi serupa ternyata terjadi pada pemilu di Australia. “Kami sedang mendekati penduduk asli di negara kami dan mengajak mereka untuk berpartisipasi. Kami berharap tingkat partisipasi dari penduduk asli di pemilu kami akan meningkat,” ujar Cate Thompson dari Australian Electoral Commission.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya