HOT CALEG: Dari Penjual Koran Sampai Tukang Sayur

Mea Suherman, tukang bubur calonkan diri jadi caleg
Sumber :
  • VIVAnews/Diki Hidayat

VIVAnews - Modal besar dan pendidikan tinggi bukan halangan bagi seseorang untuk menjadi calon anggota legislatif. Mereka orang biasa. Bukan pengusaha besar, bukan akademisi, apalagi teknokrat.

5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

Tapi mereka terdaftar sebagai calon anggota legislatif. Siap bertarung berebut hati rakyat dengan calon lain yang mapan ekonomi. Punya banyak modal besar. Lahir batin siap untuk duduk di bangku dewan terhormat, mewakili aspirasi rakyat.

Mea, pedagang bubur ayam di Pasar Andir, Desa Bayongbong, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, terdaftar sebagai calon anggota DPRD Garut dari Partai Nasdem.

Pria 35 tahun itu maju sebagai calon nomor urut 5 dari daerah pemilihan Garut II yang meliputi 9 kecamatan yakni Bayongbong, Cigedug, Cisurupan, Sukaresmi, Cikajang, Banjarwangi, Singajaya, Cihurip, dan Peundeuy.

Niat Mea menjadi caleg untuk memperbaiki derajat dan kehidupan pedagang kaki lima yang lebih baik. Mea mengaku prihatin, terutama para PKL yang nasibnya tak jelas karena selama ini dipandang sebagai pedagang yang dianggap mengganggu ketertiban umum.

"Inginnya para PKL ini ditempatkan di lokasi yang layak agar bisa tenang berusaha dan tidak lagi dianggap pengganggu ketertiban umum," katanya.

Kesempatan berjualan bubur ayam menjadi salah satu cara bagi Mea untuk mensosialisasikan diri kepada warga agar nanti pada pelaksaaan Pemilu 9 April 2014 mendatang memilih dia.

"Biasanya sekitar 30 orang merupakan pelanggan yang rutin membeli bubur, kemudian selebihnya hingga 20 orang merupakan pelanggan baru," katanya.

Sambil bersenda gurau menyantap bubur buatannya, Mea mengajak pelanggan bertukar pikiran soal pembangunan di Garut. "Sekalian sosialisasi pencalonan saya."

Prabowo Gandeng PKB dan Nasdem, Gibran: Ini Bukan Meninggalkan PDIP

Selain sosialisasi lisan, Mea juga menyebar stiker dan kartu nama. "Ada 10 kursi yang diperebutkan, mudah-mudahan salah satunya saya," kata Mea.

Siap ubah wajah negeri

Di Boyolali, Jawa Tengah, ada seorang pedagang sayur keliling jadi caleg. Dia adalah Dadang Kurnia, warga Desa Sukorejo, Musuk, Boyolali. Niatnya mulia. Ingin mengubah wajah negeri menjadi lebih baik.

"Saya hanya berbekal tekad dan keyakinan tahu dengan persoalan masyarakat kecil," kata Dadang.

Dadang maju sebagai calon anggota DPRD Kabupaten Boyolali melalui Partai Keadilan Sejahtera dengan nomor urut 7. Dadang bertarung di daerah pemilihan V yang meliputi kecamatan Musuk, Cepogo dan Selo.

Dua belas tahun Dadang berjualan sayur keliling di daerah lereng Gunung Merapi. Modal besar, jelas Dadang tidak punya. Lantas, apa yang membuat pria kelahiran Blitar 1974 ini nekat maju jadi caleg?

"Karena setiap hari berbaur dengan masyarakat dan mengerti dengan jelas persoalan-persoalan masyarakat kecil, seperti warga yang tidak mampu, para pedagang keliling dan juga para petani yang berada dilereng gunung Merapi," ujarnya.

Untuk mensosialisasikan pencalonan, Dadang hanya membagikan stiker kepada para pelanggannya saat berjualan. Dia juga membuat sedikit poster dan di pasang di tempat-tempat saudaranya.

"Kalau terpilih, saya terus turun ke bawah  menumui masyarakat dan seminggu sekali akan tetap berjualan," katanya diplomatis.

Prihatin banyak orang miskin

Tesla Bakal Luncurkan Mobil Listrik Murah? Ini Kata Elon Musk

Niatnya mulia. Mau mengurangi jumlah orang miskin kalau terpilih jadi anggota legislatif. Karena itu, dia siap bertarung merebut hati rakyat untuk memuluskan niat mulianya itu.

Calon wakil rakyat itu bernama Sri Wuri Handayani. Dia adalah penjual koran. Tiap hari dia menjajakan koran di lapaknya yang sederhana di Sukoharjo Kota, Jawa Tengah. "Sudah sembilan tahun saya jualan koran," kata Sri.

Perempuan lulusan SMA ini maju melalui Partai Demokrat. Istri Joko Wahyono ini terdaftar di Daerah Pemilihan (Dapil) 3 yang meliputi Kecamatan Baki, Gatak, dan Kartasura. "Nomor 10," kata dia.

Jelas tidak ada modal besar untuk membuat ratusan spanduk dan baliho yang bergambar wajahnya. Tapi dia mengaku punya modal besar untuk bertarung di pemilu tahun ini. Ulet dan kerja keras, begitu kata dia.

Untuk mencari pendukung, Sri mendatangi para pelanggan dan teman sesama penjual koran. Meski hanya lulusan SMA dan bekerja menjual koran, Sri berharap masyarakat tidak memandangnya sebelah mata.

"Saya maju jadi caleg karena prihatin. Masih banyak rakyat miskin. Saya akan mengurangi orang miskin kalau terpilih kelak," janji Sri.
 
Janji perjuangkan rakyat kecil

Pedagang sayur dan kerupuk asal Pollewali Mandar, Sulawesi Barat ini punya tekad kuat mengubah nasibnya.

Namanya Huduriah Kokam. Meski cuma pegadang kecil dengan modal pas-pasan, Kokam nekat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif kabupaten.

Huduriah maju sebagai caleg DPRD Kabupaten Polewali periode 2014-2019 dari Partai Bulan Bintang.

Rekannya sesama pedagang memberi dukungan penuh. Tekadnya kian membuncah. Sosialisasi kian rajin dilakukan Huduriah dan rekannya yang tulus membantu. Di tengah keramaian pasar, sambil berdagang, Huduriah juga sosialisasi.

Setelah dagangannya ludes, ia tidak pulang ke rumah, tapi 'kampanye' dulu di sekitar pasar.  Untuk membuat stiker dan kartu nama, Huduriah menyisihkan keuntungan hariannya dari menjual sayur.
 
"Saya berjanji akan memperjuangkan nasib pedagang kecil dan warga miskin kalau jadi anggota DPRD. Kemiskinan bukan jadi penghalang demi memperjuangkan masyarakat lemah dan pedagang kecil," kata Huduriah.
 
Huduriah juga bertekad meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk masyarakat miskin. (

(umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya