Survei Beber Alasan Jokowi Belum Layak Jadi Capres

Jokowi Berdialog Dengan Siswa SMA 6 dan 70
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa
- Banjir yang kini tengah melanda sebagian wilayah Ibu Kota, tampaknya memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap kepuasan warga DKI Jakarta terhadap kinerja sebagai Gubernur.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Lembaga Survei Nasional (LSN) menyatakan, hanya dalam waktu tiga bulan, kepuasan warga merosot hingga 47,5 persen dalam survei yang dilakukan pada Januari 2014. Padahal di bulan Oktober 2013 lalu sebanyak 68,3 persen warga Jakarta masih merasa puas dengan kinerja mantan Walikota Solo itu.
5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa


Survei yang dilakukan sejak 10 hingga 26 Januari 2014 ini, melakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara tatap muka berpedoman kuesioner terhadap 790 responden yang tersebar di lima kotamadya Jakarta.


Populasi dari survei adalah seluruh penduduk Jakarta yang berusia minimal 17 tahun atau mereka yang belum 17 tahun, namun sudah menikah.


"
Margin of error
3,5 persen, tingkat kepercayaaan 95 persen," kata peneliti Lembaga Survei Nasional, Gema Nusantara.


Untuk itu, warga Jakarta dalam survei ini menghimbau agar tidak ikut mencalonkan diri sebagai Presiden 2014. Karena responden tidak yakin dengan kinerja dapat menjadikan Indonesia lebih baik ketika terpilih sebagai presiden nantinya.


"Hanya 28,9 persen yang mengaku optimistis Jokowi bisa membuat Indonesia lebih baik," sambung peneliti LSN lainnya, Dipa.


Menurut hasil survel LSN tersebut, mayoritas warga Jakarta kurang setuju jika
nyapres
dengan tiga alasan. Alasan terbanyak, katanya, respoden menilai harus membuktikan terlebih dahulu kinerjanya sebagai gubernur DKI Jakarta. Jika ia berhasil, barulah masyarakat percaya Jokowi layak maju sebagai Presiden 2019.


Alasan kedua, lanjutnya, responden menilai masih dibutuhkan untuk membenahi Jakarta. Kemudian yang ketiga, responden menilai belum cukup pengalaman untuk memimpin dalam skala nasional dan masih ada tokoh lain yang lebih pantas. Terlebih, konsep pembangunan yang diusung dianggap belum jelas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya